Sabtu, 18 Oktober 2014

Edit

Sekaran Kidul, Miss You So Much :(

Rindu kampung halaman saat menempuh studi di luar kota sudah menjadi hal yang biasa bagi mahasiswa perantauan sepertiku. Di semester tua ini, kesempatan untuk bisa pulang kampung sangat langka. Memanfaatkan waktu sabtu dan minggu dengan sebaik mungkin untuk mengerjakan tugas atau nyicil nulis proposal. Aku bangga menjadi orang Kediri. Kadang sering menjadi bahan bullying saat kuliah dan saat KKN lalu. Ada yang bilang Kediri bioskopnya ndak up to date, Simpang Gumul catnya jelek dsb. Aku sebagai warga Kediri menimpali bercandaan semacam itu dengan balik melakukan bullying pada daerah asal teman yang membully. Hahaha ini yang bikin seru saat kuliah. Yang kerap membullyku ya anak Blitar, karena dia tahu seluk beluk Kediri dengan sangat bagus. Bullying dilakukan sejak awal semester lalu sampai saat ini. Kami hanya bercanda, tanpa ada niat menjelekkan daerah lain. Kami ndak separah bullying yang dilakukan pada kota Bekasi kok (yang sekarang menjadi trending topic)
Aku, berasal dari sebuah dusun terpencil yang jauh dari tempat fotokopi, warnet ataupun Indomart. Untuk fotokopi pun, harus keluar dusun melewati jalan dengan kanan kiri pematang sawah yang luas. Jika malam hari, tidak ada penerangan di jalan itu. Satu-satunya penerangan ya dari lampu sepeda motor yang dinaiki. Temanku SMA maupun teman kuliah yang main ke rumahku selalu bilang “ndeso” ya. Hahahaha..Dusunku tinggal bernama Dusun Sekaran Kidul Desa Sekaran Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Aku merindukan dusun ini karena ketenangan dan keramahan tetangga. Tetanggaku sangat care padaku. Buktinya saat aku sakit, sedusun yang terdiri dari tiga baris ini banyak yang menjengukku di rumah sakit maupun saat aku di rumah setelah dari rumah sakit. Hampir semuanya menjengukku membawakan buah ataupun makanan ringan. Saat mereka ramai-ramai menjengukku di rumah sakit, para pasien yang berada di kamar Tanjung heran melihat banyaknya orang yang membesukku. Ada yang meneteskan air mata saat menjengukku, ada yang merasa kasihan padaku hingga memilih keluar ruangan karena tak tega melihat wajahku yang saat itu terbilang mengenaskan. Terimaksih para tetanggaku :*
Aku rindu suasana sholat shubuh jamaah di musholla dekat rumah. Rindu tenangnya dusunku selepas magrib, jarang ada sepeda motor yang bersliweran di jalan. Rindu suasana sholat Id. Rindu makan berkat bersama setelah sholat Id di masjid. Rindu sapaan tetanggaku saat aku ikut belanja “Mbak Dika teko kapan?”. Rindu mengajar les anak TK,SD, SMP dan SMA yang masih polos belum senakal anak yang ada di Surabaya (yang pernah aku beri les). Rindu digodai sama bapak yang jualan ayam, langganan ibuk, bapaknya selalu menggodaiku “Wah, dilut engkas iki” Hahahaha. Rindu rujak ciungurnya tetanggaku yang super wenak. Yang di Surabaya lewat wes. Rindu ningguin bapak yang jualan gethuk lindri (jajanan favoritku) di depan rumah sambil ngantuk-ngantuk. Rindu Dusun Sekaran Kidul dengan segala isinya.
Yang paling aku rindukan adalah keluarga tercinta. Ibuk, selalu sms gini setelah aku bilang mau pulang ke rumah “Nduk, njaluk dimasakne opo?” dobel muah :* buat ibuk tercinta. Tiba dirumah, ibuk sudah menyiapkan makanan kesukaanku. :] Lain dengan bapak yang  selalu menawarkan makan saat aku baru dari turun dari kereta “Nduk, luwe gak? Ayo nyoto”. Ujungnya, aku sama bapak selalu kuliner malam hari. Mampir ke warung Soto Ayam Kampung khas Surabaya yang ada di depan pasar Bogo. Kedua orang tuaku sangat sensitif mengenai makan. Mereka takut, aku kena tifus karena telat makan. Takut maagku kumat saat aku lagi males makan. Saat mau balik ke Surabaya pun, aku selalu dibawakan bekal makan. Yang paling cerewet masalah ini adalah bapakku. Pernah sekali aku menolak dibawakan bekal karena bawaanku yang cukup berat. Endingnya ibukku yang kena omelan bapak. Ibuk bilang omelannya bapak kayak gini ke ibuk “ Ngunu kuwi anake yo tetep digawani sego. Masiyo abot yo gak popo. Engko nak wes tekan kos mesti kesel. Nek wes enek sego , dika lak gak bingung tuku maem nang njobo” Aku sempat merasa menyesal karena membuat bapak ibuk menjadi debat gara-gara aku gamau dibawakan bekal saat balik Surabaya. Setelah itu, aku selalu mengiyakan jika ibuk dan bapak membawakan bekal. :] Sayangnya mereka padaku :]
Saat pulang ke rumah, selalu memanfaatkan quality time  dengan mereka. Aku meskipun pulang ke Kediri, aku jarang banget jalan-jalan ke luar rumah kecuali buat beli obat jantungnya tetanggaku sama beli keperluan kosmetik di Pare. Selalu menguasahakan agar bisa sholat jamaah magrib sama bapak, ibuk dan adik di rumah. Quality time saat bersama bapak ya saat bapak minta buat “metani” rambut putih yang mulai banyak. Bapak bilang gatalnya Masyaallah. Bisa sampai 1,5 jam aku betah “metani” rambut putih yang ada. Saat itu, aku bisa curhat panjang lebar mulai dari kuliah, teman, cowok, ibuk kos, dosen sampai masalah jodoh. Kalau dicurhati masalah cowok, bapakku selalu menjawab “Kuliah sing tenanan nduk, pacaran e mben ae “. Lain lagi dengan ibuk, quality timenya saat bantu beliau masak di dapur ataupun saat nonton TV. Yang aku curhatkan sama kok, ibuk cenderung “memberi izin” aku pacaran. Tapi bersyarat lo ijinnya, syaratnya IPK ku harus naik. Tenang aja buk, gak pacaran pun aku selalu berusaha menaikkan IPK. Aku sedang menikmati indahnya tanpa pacar. Indahnya kumpul dengan teman-teman. :]
Eh, iya ada yang kelupaan. Saat pulang kampung, aku sedikit merasa terintimidasi oleh guyonan tetangga yang bikin ger -______-. Masalahnya, temanku sekolah SD, hampir semuanya udah menikah. Terus aku ditnyai kapan nyusul. Duh, orang-orang ini sibuk banget ya ngurusin hidupku. Aku gak papa lo padahal. Aku melhat teman-temanku yang sudah menikah wajahnya kelihatan lebih tua dari aku. Mungkin mereka sudah mikir bagaimana keluarga, bagaimana menghidupi anaknya. Aku merasa nyaman dengan kondisiku saat ini kok :] Aku sedang menanti orang yang dipersiapkan Allah. Tentunya di bawah langit yang sama, di atas bumi tempatku berpijak saat ini :]
Eh, ini kenapa ngelantur jauh banget ya. Dari ngomongin kampung halaman kenapa jadi ngomongin jodoh? #gagalfokus


Ini, mw nampilin foto kampung halaman dari depan rumah :]


Apa kabarnya ya mangga depan rumah?

0 komentar:

Posting Komentar