Sabtu, 11 Oktober 2014

Edit

Hei Diriku, Bersabarlah!

Kemarin, saat rapat besar Kompetisi Kimia 2014. Sempat ngobrol asyik dengan Ana Yulvia, teman seangkatan yang menurutku paling dewasa dalam konteks berfikirnya. Hmm..Sedikit minta nasehat sama dia, biar hati agak tenang. Sering dihantui trauma tentang kecelakaan. Was-was kalau wajahku akan lama pulihnya :[ Mulai berusaha mengembalikan wajahku yang seperti sebelum kecelakaan. Sudah setiap pagi dan sore pakai dermatix untuk nyoba sedikit menyamarkan bekas jahitan dan bekas luka yang ada di wajah. Nyatanya, aku masih malu untuk melepaskan maskerku saat di kampus. Oh, take me back to the start! :[
Ana juga sedang agak galau, jadi dia menunjukkanku capture tulisannya di blog pribadi miliknya. Ini kata-katanya nyess lo. Lumayan mengobati ketidak tenangan yang melanda setelah kecelakaan ini.
Oke, check this out! Repost ya na...Ijin share :] ayulvia.blogspot.com
Bersabarlah!
Kadang ia datang dalam bentuk pujian, kadang dalam bentuk musibah, pun dalam bentuk peringatan. Namun kesemuanya hanya memiliki satu tujuan, agar kita kembali.
Benarlah, terkadang cara-cara sederhana tak cukup untuk mengingatkan dan memberikan kita pemahaman akan suatu hal. Sehingga sesekali kita mesti di berikan cubitan dan bentakan keras. Tapi apakah kalian tahu? Apapun bentuk cubitan dan bentakan itu, semua hanya karena betapa Allah masih menyayangi dan terus mengasihi kita. Setelah itu, entah kita akan ada di posisi mana. Apakah menjadi orang yang mengerti dan kembali. Ataukah menjadi orang yang tak bersabar lalu berputus asa. Semuanya hanya bagaimanana kita menyadari kesalahan dan memetik hikmah dari apapun itu.
Kepada diriku. Aku mohon bersabarlah bersabarlah!
Tulisannya Ana telah menamparku. Aku masih belum bisa menerima kenyataan tentang musibah yang menimpaku. Betapa sayangnya Allah padaku. Aku masih bisa menikmati indahnya dunia dengan dua mataku.Masih bisa merasakan indahnya bisa berkumpul kembali dengan keluarga dan dengan teman-teman kimia. Masih bisa merasakan indahnya ngerjain tugas dan laporan praktikum.
Apa jadinya jika saat hari naas itu aku mengenakan helm yang kliknya rusak? Apa jadinya jika hari itu ternyata aku kecelakaan di Surabaya? Apa jadinya jika hari itu aku tidak ada dek Lutfan yang mengikutiku dari belakang?

Allah, ajarilah aku untuk bersabar dan terus bersyukur. Maafkan hambamu ini ya Robb :[
Orang Jawa hanya bisa berucap “Sujune” sama “ Jathukno”. Untuk kasus ini, aku banyak menggunakan kata “Sujune” yang artinya untungnya.
“Sujune” aku memakai helm yang kliknya masih berfungsi. “Sujune” aku kecelakaan di Pare, apa jadinya kalo aku di Surabaya saat ini. Pasti bingunglah kedua orangtuaku. “Sujune” aku sama dek Lutfan, sehingga ada yang menolongku. Membawaku ke rumah sakit, mengamankan tasku yang berisi laptop dan uang pendaftaran KK sebesar 1 jutaan.
Hanya bisa berucap, Alhamdulillah ya Allah. Terimakasih atas cubitan yang telah Engkau berikan padaku. Ingatkan aku ya Allah bahwa cubitan ini adalah kesempatn  agar aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  Ampuni hambamu ini ya Robb. Astagfirullahhaladzim..... :[

Mulyorejo Utara 113, 11 September 2014 21:51


Related Posts:

  • I'M TIRED I’m tired of crying I’m tired of yelling I’m tired of being sad I’m tired of pretending I’m tired of being alone I’m tired of being angry I’m tired of feeling crazy I’m tired of feeling stuck I’m tired of needing hel… Read More
  • Kangen Kampus Saat itu tanggal 20 September, aku bersemangat untuk membeli tiket kereta untuk kembali ke Surabaya esok hari. Dengan perasaan senang karena saat pendaftaran On The Spot Kompetisi Kimia 2014 membuahkan hasil. Dengan segala u… Read More
  • Cinta Monyet Tadi pagi, sebelum kuliah Kimia Minyak Bumi sempat ngobrol asyik dengan Dira. Denger-denger gosip dari teman-teman,  bulan desember  entar Dira udah mau nikah sama mas Bombom. Aku sebagai teman yang kepo, tanya-tan… Read More
  • ALLAH SUAYANG BANGET SAMA AKU :) Setelah pulang dari rumah sakit, ada sesuat yang terus mengusikku. Orang yang berhasil mengevakuasiku dari TKP Kecelakaan sampe ke RSUD Pare belum terlihat batang hidungnya sampai aku meninggalkan rumah sakit. Berterimaksih … Read More
  • Surat Cinta Untuk Calon Suamiku di Masa Depan Part II Dear Kang Masku di Masa Depan, Apa kabar kamu mas? Kamu sekarang di mana mas? Jauh kah dari Surabaya? Atau jangan-jangan kamu juga ada di Surabaya? Pertanyaan itulah yang setiap hari berkelilingan di otakku. Sudah ti… Read More

0 komentar:

Posting Komentar