“Mas Mahardika silahkan masuk”
Aku yang merasa memiliki nama tersebut berdiri dan menghampiri dokter cantik
bermata sipit. Dokter kaget “Loh, mahardika itu cewek ya”. Aku yang menjawab
sambil terkekeh “Iya dok, saya cewek”. Kejadian beberapa minggu yang lalu saat
di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga untuk perawatan gigi yang
patah karena kecelakaan sebulan lalu. Kejadian tersebut bukan kali pertama dalam
hidup. Saat di RSUD Pare pun, dokter yang mengecek kondisiku juga berkata
demikian. Dokter jaga di Poli Bedah Umum juga seperti itu. Teman-teman waktu
SMP dan SMA pun begitu. Maba Matematika yang aku beri tutor Kimia Dasar I juga
begitu. Malam-malam SMS untuk menanyakan waktu dan tempat tutor. “Mas
Mahardika, besok tutornya jam berapa dan tempatnya dimana?”. Aku yang membaca
SMS itu hanya tersenyum. Banyak orang yang salah mengira aku adalah laki-laki
sebelum melihat wajahku. Karena saat aku menuliskan namaku aku jarang
menyertakan kepanjangan nama belakangku. Aku hanya menulis “Mahardika R” saja.
Yuhuu, memiliki nama yang sedikit ‘ambigu’
merupakan rahmat tersendiri. Aku bersyukur diberi nama tersebut oleh kedua
orang tuaku. Aku pernah bertanya kenapa aku diberi nama tersebut oleh kedua
orang tuaku. Alasan terbesar aku diberi nama ‘mahardika’ adalah karena orang
tuaku merasa bersyukur karena aku bisa menangis sesaat setelah dilahirkan. Kata
ibuk, setelah saat aku lahir, aku tidak menangis. Bidan yang merawatku berusaha
membuatku menangis, akan tetapi cukup lama aku tidak menangis. Setelah bidan
tersebut membalikkan badanku dengan kepala yang ada di bawah dan kaki di atas
sontak aku langsung menangis. Bapak yang saat itu melihat kejadian itu
meneteskan air mata sambil berdoa, ibuk juga demikian. Kata orang-orang awam di
tempatku tinggal, bisa jadi bayi yang tidak bisa menangis saat dilahirkan akan
terlahir menjadi tuli ataupun berumur tak lama. Sekali lagi, surat Ar Rahman “Maka,
nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?” mengingatkanku untuk terus selalu
bersyukur.
Alasan kedua orang tuaku yang
lain adalah karena mereka bahagia aku terlahir di malam 27 Ramadhan. Arti
mahardika sendiri adalah merdeka. Yang diharapkan orang tuaku, kelak hidupku
akan merdeka dari gangguan apapun, termasuk gangguan setan. :] hehehehe
Sebenarnya nama asliku adalah Mahardika
Ramadhani, tapi di akta kelahiran namaku tertulis Mahardika Rahmawati. Sebab
berubahnya namaku adalah kesalahan dari pak perangkat desa yang menguruskan
akta kelahiranku. Bapaknya lumayan sudah ‘sepuh’. Bapaknya lupa ndak mencatat
nama yang di berikan orang tuaku. Sampai di kantor kecamatan, bapaknya lupa.
Yang diingat hanya Mahardika nya saja. Alhasil nama Rahmawati adalah pemberian
dari pak perangkat desa tersebut. Hahahaha :]
Teman-teman terbiasa memanggilku
Dika. Teman terdekatku jaman SMA sering memanggilku Mahar atau Mamah. Hahahaha
:] Satu-satunya teman yang memanggilku Rahma adalah mas Edo (teman kuliah). Mau
manggil salah satu dari nama panggilan di atas ya monggo. Asal jangan
memanggilku Wati. :[ #JanganTanyaKenapa
Waktu aku masih kecil itu lucu
dan ngegemesin. Tapi, sekarang berubah total saat Negara Api menyerang.
Hahahaha #GagalFokus
Ini nih buktinya, wajah melas dan
imut. Wajah innocent :p
Jadi hasil pemeriksaan dokternya gimana Dika? :D
BalasHapusHehehe
wahh..ini maria ya?
BalasHapusini lagi perawatan saluran akar dulu mar, karena patahnya akibat fraktur jadi harus disterilin dulu saluran akarnya :)
kalau udah steril baru dipasang crown nya :)
ini udah 7 kali kunjungan tapi belum steril mar :O