Jumat, 24 Oktober 2014

Edit

Nama adalah Doa :)

“Mas Mahardika silahkan masuk” Aku yang merasa memiliki nama tersebut berdiri dan menghampiri dokter cantik bermata sipit. Dokter kaget “Loh, mahardika itu cewek ya”. Aku yang menjawab sambil terkekeh “Iya dok, saya cewek”. Kejadian beberapa minggu yang lalu saat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga untuk perawatan gigi yang patah karena kecelakaan sebulan lalu. Kejadian tersebut bukan kali pertama dalam hidup. Saat di RSUD Pare pun, dokter yang mengecek kondisiku juga berkata demikian. Dokter jaga di Poli Bedah Umum juga seperti itu. Teman-teman waktu SMP dan SMA pun begitu. Maba Matematika yang aku beri tutor Kimia Dasar I juga begitu. Malam-malam SMS untuk menanyakan waktu dan tempat tutor. “Mas Mahardika, besok tutornya jam berapa dan tempatnya dimana?”. Aku yang membaca SMS itu hanya tersenyum. Banyak orang yang salah mengira aku adalah laki-laki sebelum melihat wajahku. Karena saat aku menuliskan namaku aku jarang menyertakan kepanjangan nama belakangku. Aku hanya menulis “Mahardika R” saja.
 Yuhuu, memiliki nama yang sedikit ‘ambigu’ merupakan rahmat tersendiri. Aku bersyukur diberi nama tersebut oleh kedua orang tuaku. Aku pernah bertanya kenapa aku diberi nama tersebut oleh kedua orang tuaku. Alasan terbesar aku diberi nama ‘mahardika’ adalah karena orang tuaku merasa bersyukur karena aku bisa menangis sesaat setelah dilahirkan. Kata ibuk, setelah saat aku lahir, aku tidak menangis. Bidan yang merawatku berusaha membuatku menangis, akan tetapi cukup lama aku tidak menangis. Setelah bidan tersebut membalikkan badanku dengan kepala yang ada di bawah dan kaki di atas sontak aku langsung menangis. Bapak yang saat itu melihat kejadian itu meneteskan air mata sambil berdoa, ibuk juga demikian. Kata orang-orang awam di tempatku tinggal, bisa jadi bayi yang tidak bisa menangis saat dilahirkan akan terlahir menjadi tuli ataupun berumur tak lama. Sekali lagi, surat Ar Rahman “Maka, nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?” mengingatkanku untuk terus selalu bersyukur.
Alasan kedua orang tuaku yang lain adalah karena mereka bahagia aku terlahir di malam 27 Ramadhan. Arti mahardika sendiri adalah merdeka. Yang diharapkan orang tuaku, kelak hidupku akan merdeka dari gangguan apapun, termasuk gangguan setan. :] hehehehe
Sebenarnya nama asliku adalah Mahardika Ramadhani, tapi di akta kelahiran namaku tertulis Mahardika Rahmawati. Sebab berubahnya namaku adalah kesalahan dari pak perangkat desa yang menguruskan akta kelahiranku. Bapaknya lumayan sudah ‘sepuh’. Bapaknya lupa ndak mencatat nama yang di berikan orang tuaku. Sampai di kantor kecamatan, bapaknya lupa. Yang diingat hanya Mahardika nya saja. Alhasil nama Rahmawati adalah pemberian dari pak perangkat desa tersebut. Hahahaha :]
Teman-teman terbiasa memanggilku Dika. Teman terdekatku jaman SMA sering memanggilku Mahar atau Mamah. Hahahaha :] Satu-satunya teman yang memanggilku Rahma adalah mas Edo (teman kuliah). Mau manggil salah satu dari nama panggilan di atas ya monggo. Asal jangan memanggilku Wati. :[ #JanganTanyaKenapa
Waktu aku masih kecil itu lucu dan ngegemesin. Tapi, sekarang berubah total saat Negara Api menyerang. Hahahaha #GagalFokus

Ini nih buktinya, wajah melas dan imut. Wajah innocent :p



2 komentar:

  1. Jadi hasil pemeriksaan dokternya gimana Dika? :D
    Hehehe

    BalasHapus
  2. wahh..ini maria ya?
    ini lagi perawatan saluran akar dulu mar, karena patahnya akibat fraktur jadi harus disterilin dulu saluran akarnya :)
    kalau udah steril baru dipasang crown nya :)
    ini udah 7 kali kunjungan tapi belum steril mar :O

    BalasHapus