Rabu, 29 Oktober 2014
Senin, 27 Oktober 2014
CheTar (Chembel Aromatheraphy) : Aromaterapi dari Minyak Atsiri :]
Hari ini, untuk pertama kalinya
aku membuka maskerku saat di kelas.
Kalau bukan karena presentasi produk Kapita Selekta Kimia Organik, mungkin aku
lebih memilih menjadi operator. Presentasi ini merupakan pengganti UTS. Ini
yang bikin UTS kali ini terasa enteng :p Hahahaha
Produk kelompok kami adalah
aromaterapi yang berasal dari minyak atsiri. Aku sempet 2 kali ndak masuk
kuliah matkul ini karena kecelakaan lalu. Nah, sebagai ganti karena aku ndak
masuk itu aku bersedia presentasi. Karena teman-teman udah ekstraksi minyak
atsiri dengan menggunakan metode clavenger dengan bahan alam dari jeruk limau
atau kita kenalnya jeruk sambal. Aromaterapi kami baunya harum dan segar karena
sebagian dominan bahan berasal dari minyak atsiri jeruk, selanjutnya dicampur
dengan sedikit minyak atsiri nilam, minyak atsiri lemon dan minyak atsiri
melati. Dengan perbandingan yang menjadi rahasia kelompok kami, diperolehlah
aromaterapi yang chetar.
Kami memberi nama produk kami “CheTar”
dengan kepanjangan Chembel Aromaterapi. Chembel sendiri merupakan nama angkatan
kimia 2011 dengan kepanjangan chemistry sebelas. Saat presentasi kami
benar-benar seperti sales. Menunjukkan keunggulan produk kami dibandingkan
produk yang sudah ada. Keunggulan produk kami yaitu harga sangat terjangkau dan
packagingnya yang chetar. Kami berlima (aku, ira, desy, vira dan tince) berusah
semaksimal mungkin dalam berpresentasi. Sampai-sampai dosen penilai produk kami
bilang “Iki presentasi opo stand up comedy?” hahahaha.
Memang kami menggunakan ilustrasi
khusus berupa drama pendek agar ada yang tertarik membeli produk kami. Drama pendek
tersebut ada nuansa humor dan promosi yang membuat kelompok lain tertawa saat
kami presentasi. Selain aromaterapi, kelompok lain ada yang membuat massage
cream, parfum, lilin aromaterapi, lipbalm dan produk lainnya. Siapa bilang
kimia gak bisa berwirausaha, ini buktinya!
Ini foto produk kita, hanya 7500
lo :]
Chetar kan ? :]
Yang ini mana metodenya clavenger :] dengan bahan baku jeruk limau atau jeruk pecel.
Jumat, 24 Oktober 2014
Nama adalah Doa :)
“Mas Mahardika silahkan masuk”
Aku yang merasa memiliki nama tersebut berdiri dan menghampiri dokter cantik
bermata sipit. Dokter kaget “Loh, mahardika itu cewek ya”. Aku yang menjawab
sambil terkekeh “Iya dok, saya cewek”. Kejadian beberapa minggu yang lalu saat
di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga untuk perawatan gigi yang
patah karena kecelakaan sebulan lalu. Kejadian tersebut bukan kali pertama dalam
hidup. Saat di RSUD Pare pun, dokter yang mengecek kondisiku juga berkata
demikian. Dokter jaga di Poli Bedah Umum juga seperti itu. Teman-teman waktu
SMP dan SMA pun begitu. Maba Matematika yang aku beri tutor Kimia Dasar I juga
begitu. Malam-malam SMS untuk menanyakan waktu dan tempat tutor. “Mas
Mahardika, besok tutornya jam berapa dan tempatnya dimana?”. Aku yang membaca
SMS itu hanya tersenyum. Banyak orang yang salah mengira aku adalah laki-laki
sebelum melihat wajahku. Karena saat aku menuliskan namaku aku jarang
menyertakan kepanjangan nama belakangku. Aku hanya menulis “Mahardika R” saja.
Yuhuu, memiliki nama yang sedikit ‘ambigu’
merupakan rahmat tersendiri. Aku bersyukur diberi nama tersebut oleh kedua
orang tuaku. Aku pernah bertanya kenapa aku diberi nama tersebut oleh kedua
orang tuaku. Alasan terbesar aku diberi nama ‘mahardika’ adalah karena orang
tuaku merasa bersyukur karena aku bisa menangis sesaat setelah dilahirkan. Kata
ibuk, setelah saat aku lahir, aku tidak menangis. Bidan yang merawatku berusaha
membuatku menangis, akan tetapi cukup lama aku tidak menangis. Setelah bidan
tersebut membalikkan badanku dengan kepala yang ada di bawah dan kaki di atas
sontak aku langsung menangis. Bapak yang saat itu melihat kejadian itu
meneteskan air mata sambil berdoa, ibuk juga demikian. Kata orang-orang awam di
tempatku tinggal, bisa jadi bayi yang tidak bisa menangis saat dilahirkan akan
terlahir menjadi tuli ataupun berumur tak lama. Sekali lagi, surat Ar Rahman “Maka,
nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?” mengingatkanku untuk terus selalu
bersyukur.
Alasan kedua orang tuaku yang
lain adalah karena mereka bahagia aku terlahir di malam 27 Ramadhan. Arti
mahardika sendiri adalah merdeka. Yang diharapkan orang tuaku, kelak hidupku
akan merdeka dari gangguan apapun, termasuk gangguan setan. :] hehehehe
Sebenarnya nama asliku adalah Mahardika
Ramadhani, tapi di akta kelahiran namaku tertulis Mahardika Rahmawati. Sebab
berubahnya namaku adalah kesalahan dari pak perangkat desa yang menguruskan
akta kelahiranku. Bapaknya lumayan sudah ‘sepuh’. Bapaknya lupa ndak mencatat
nama yang di berikan orang tuaku. Sampai di kantor kecamatan, bapaknya lupa.
Yang diingat hanya Mahardika nya saja. Alhasil nama Rahmawati adalah pemberian
dari pak perangkat desa tersebut. Hahahaha :]
Teman-teman terbiasa memanggilku
Dika. Teman terdekatku jaman SMA sering memanggilku Mahar atau Mamah. Hahahaha
:] Satu-satunya teman yang memanggilku Rahma adalah mas Edo (teman kuliah). Mau
manggil salah satu dari nama panggilan di atas ya monggo. Asal jangan
memanggilku Wati. :[ #JanganTanyaKenapa
Waktu aku masih kecil itu lucu
dan ngegemesin. Tapi, sekarang berubah total saat Negara Api menyerang.
Hahahaha #GagalFokus
Ini nih buktinya, wajah melas dan
imut. Wajah innocent :p
Rabu, 22 Oktober 2014
Lee Jang Woo, aku fans barumu... :)
Ini kenapa waktu UTS tiba-pengen
banget nonton drama korea yang ada di laptop? Hahahaha
Sekitar 10 drama korea yang ada di folder film belum
aku tonton. Nah, tiba-tiba iseng buka-buka beberapa drama korea. Eh, ada drama korea
Pretty Man yang pemainnya Jang Geun Seok, itu lo yang wajahnya cantik banget,
meskipun dia cowok. Nah, aku buka deh episode pertama, awalnya membosankan.
Tapi setelah next ke episode selanjutnya ternyata ceritanya bagus, tidak mudah
ditebak dan endingnya nyess. Nah, akibat rasa penasaran itu, disela-sela jadwal
UTS yang minggu ini banyak kosongnya, aku memanfaatkan diri merefresh jenuh
dengan nonton drama ini. Yuhu...ada salah satu pemain cowok dalam Pretty Man
yang bikin aku melting, didrama ini dia bermain sebagai Choi David a.k.a Choi
Jun Haa. Cowok yang suka camping di depan rumahnya, tidak tidur di kamarnya
selama 5 tahun karena rasa kangen pada ibunya ketika dia menginjakkan kaki di
dalam rumahnya. Choi David mencintai Kim Bo Tong (yang diperankan oleh IU)
sejak pertama kali bertemu. Meskipun dia tahu bahwa Bo Tong mencintai Dok Go Ma
Te (Jang Geun Seok) namun dia tetap mencintai Bo Tong. Meskipun dia tahu bahwa
Bo Tong tak akan melihatnya. Ini cowok
keren banget perannya. Dalam drama ini, dia bener-bener dapat peran Good Boy :]
Yuhuu, akhirnya aku searching di
Goggle dengan keyword “Choi David Pretty Man”. Barulah aku tahu namanya Lee Jang Woo. Aku lihat di biografinya,
ternyata drama koreanya belum pernah ada yang aku tonton selain Pretty Man tersebut.
Aku selalu tidak fokus jika menonton drama korea, teman-teman banyak yang suka
dengan pemeran utamanya. Sedangkan aku sering banget suka pada pemeran figurannya. Hahahahaha :}
Lee Jang Woo memang enak dilihat dari sisi manapun. Nih, sambil nonton aku sempat meng-capture beberapa posenya. Dari 16 episode yang aku lihat, Jang Woo selalu memakai pakaian hitam. Entah maksudnya apa :[ Tapi tetep keren :]
Eh, ini tiba-tiba juga
pengen download OST Pretty Man, karena yang nyanyiin Lee Jang Woo.
Suaranya...Subhanalloh :]
Minggu, 19 Oktober 2014
Ini nih, buat kamu yang suka mbully "JOMBLO"
lihat postingan ini di fanspagenya Darwis Tere Liye, pengarang novel-novel terkenal. Dari beberapa novel yang aku baca, yang menurutku paling bagus adalah "Aku, Kau dan Sepucuk Angpau Merah".
Nah, untuk sajak ini awesome banget ! #TrueStory soalnya...
Dua jempol ! Ijin share di blog ya bang Tere :]
Oke check this out!
*Sajak "Masbuloh"
Saya memang masih jomblo
Terus kenapa?
Jodoh saya masih LDR, long distance relationship
Masih disimpan jauh sekali besok lusa, di masa depan
Saya memang belum menikah
Terus kenapa?
Yang terbaik, selalu disimpan terakhir
Jagoan selalu muncul di ujung2
Dan saya akan menunggu dengan sabar
Saya memang belum punya pasangan
Terus kenapa?
Saya memilih memperbaiki diri
Fokus belajar dan bekerja
Maka yang terbaik akan datang sendiri
Saya memang masih kondangan sendiri
Terus kenapa?
Besok lusa akan tiba gilirannya
Saya percaya dengan janji2 terbaik
Dan doa2 terbaik dari orang yang sungguh peduli
Bukan sekadar rese' sibuk bertanya
Sambil tertawa cengengesan
Wajah sok akrab tapi sebenarnya meremehkan
Saya memang masih jomblo
Terus kenapa?
Masbuloh?
Masalah buat loh?
*Tere Liye
ANALISA KUALITATIF IODIUM DALAM GARAM DENGAN METODE SPOT TEST
A. TUJUAN
1. Melakukan
pemerikasaan Iodium secara kualitatif dengan spot test pada beberapa sampel
garam dapur
2. Membandingkan
kepekatan warna biru larutan KIO3 pada beberapa konsentrasi yang
berbeda
B. LANDASAN TEORI
Penetapan
kadar iodium suatu bahan pangan diperlukan untuk mengetahui kandungan iodium
yang terdapat dalam bahan pangan. Dengan mengetahui kandungan iodium dalam
bahan pangan tersebut nantinya akan digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan
iodium sehari dari konsumsi bahan pangan tersebut. Bahan pangan yang di
analisis terutama adalah garam dapur yang terfortifikasi karena garam dapur
fortifikasi umumnya merupakan sumber iodium yang baik. Namun, biasanya
kandungan iodium dari berbagai merek dagang berbeda dalam berat garam yang
sama.
Iodium
merupakan salah satu mineral mikro yang berperan penting dalam sistem
fisiologis tubuh. Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit,
yaitu sebanyak kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau sekitar 15023 mg.
Iodium merupakan anion monovalen. Keadaannya dalam tubuh mamalia dan manusia
sebagai hormon tiroid. Hormon ini sangat penting selama pembentukan embrio dan
untuk mengatur kecepatan metabolisme dan produksi kalori atau energi.
Jumlah
iodium yang terdapat dalam makanan sebanyak jumlah ioda dan untuk sebagian
kecil secara kovalen mengikat asam amino. Iodium diserap sangat cepat oleh usus
dan oleh kelenjar tiroid digunakan untuk memproduksi hormon thyroid. Saluran
ekskresi utama iodium adalah melalui urin Cara ini merupakan indikator utama
jumlah pemasukan dan status iodium. Jika tingkat ekskresi iodium dalam kondisi
yang rendah (25-20 mg L/g creatin) yang menunjukkan resiko kekurangan iodiun
dan yang memiliki tingkatan yang rendah menunjukkan resiko lebih berbahaya.
Iodium
mempunyai peranan yang sangat penting pada tubuh manusia. Berbagai macam
penyakit dapat ditimbulkan karena pada tubuh manusia kekurangan iodium. Iodium
merupakan elemen yang sangat penting bagi tubuh manusia. Iodium sangat berperan dalam pembentukan hormon
tiroid yang berfungsi untuk mengontrol laju metabolisme dasar dan reproduksI.
Fungsi iodium pada tubuh adalah sebagai komponen esensial teroksin dan teroid.
Teroksin dapat meningkatkan laju oksidasi dalam sel-sel tubuh sehingga
meningkatkan BMR (Basal Metabolic Rate). Dalam kelenjar teroid iodium bergabung
dengan molekul tirosin membentuk teroksin dan triiodotironin. Selain itu iodium
diperlukan juga dalam proses reproduksi wanita yang sedang hamil. Kekurangan
iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Penyakit ini dapat terjadi waktu usia
menginjak dewasa. Kretinisme juga merupakan gejala kekurangan iodium yaitu
kekurangan iodium pada masa awal setelah bayi dilahirkan yang berakibat
pertumbuhan bayi sangat terhambat, wajahnya kurus dan membengkak, perut kembung
dan membesar.
Garam beriodium
merupakan solusi bagi kebutuhan iodium untuk masyarakat. Perlu dilakukan
kontrol apakah produk garam beriodium sudah memenuhi standar minimal kadar
iodium, yaitu 30 ppm. Metode konvensional yang biasa digunakan untuk mengukur
kadar iodium dalam garam adalah titrasi iodometri. Namun, metode ini
membutuhkan waktu yang cukup lama, peralatan yang cukup mahal, dan dibutuhkan
seorang analis untuk dapat melaksanakannya.
Metode test kit merupakan metode yang cukup
sederhana, tidak membutuhkan peralatan yang rumit, dan dapat langsung
diaplikasikan di lapangan. Uji dengan test kit untuk analisis garam beriodium
ini diharapkan dapat memberikan data kualitatif dan semikuantitatif. Prinsip
dari uji ini adalah analisis kadar iodium berdasarkan intensitas warna larutan
kompleks yang terbentuk antara iodin dengan amilum. Semakin pekat warna yang
dihasilkan maka kandungan iodium dalam garam tersebut semakin besar.
C. ALAT DAN BAHAN
·
Alat
1. Gelas
beaker 100 mL
2. Pengaduk
3. Labu
ukur 10 mL
4. Labu
ukur 100 mL
5. Pipet
tetes
6. Ball
pipier
7. Pipet
volume 1 mL
8. Kaca
Arloji
·
Bahan
1. KIO3
100 ppm
2. Amilum
3. Garam
dapur berbagai merk seperti
§ Garam
merk Indomart
§ Garam
merk Kapal
§ Garam
merk Meja
§ Garam
merk Garami
D.
PROSEDUR KERJA :
·
Pembuatan larutan
Larutan Amilum
Larutkan 5 gram kanji
dalam 50 mL air dingin. Kemudian pada wadah lain didihkan 950 mL akuades,
setelah mendidih masukkan larutan kanji ke dalamnya, aduk terus hingga
terbentuk larutan tak berwarna
Larutan KI 10%
Larutkan 1 gram KI
dengan akuades dalam labu ukur 10 mL
Larutan KIO3 1000 ppm
Larutan sampel (Larutan garam 20%)
Timbang 2 gram pada
masing-masing merk, kemudian larutkan dengan akuades dalam labu ukur 10 mL
·
Pembuatan teskit
Teskit dari Cotton bud
Siapkan cotton bud, rendam dalam larutan
amilum selama kurang lebih 5 menit. Selanjutnya angin-anginkan cotton bud hingga kering.
Teskit dari kertas saring
Siapkan kertas saring, gunting memanjang
dengan ukuran yang sama, rendam dalam larutan amilum selama kurang lebih 5
menit. Selanjutnya angin-anginkan kertas saring hingga kering.
·
Pembuatan deret warna
1. Siapkan
larutan induk KIO3 1000 ppm
2. Dari
larutan tersebut, buatlah larutan kerja KIO3 dengan konsentrasi 40,
60, dan 80 ppm
3. Siapkan
empat tabung reaksi. Tabung A diisi dengan 1 mL KIO3 40 ppm, Tabung
B diisi dengan 1 mL KIO3 60 ppm, Tabung C diisi dengan 1 mL KIO3
80 ppm, Tabung D diisi dengan 1 mL KIO3 100 ppm
4. Pada
masing-masing tabung tambahkan 1 mL KI, 1 mL HCl, serta 1 mL amilum
·
Penentuan kadar iodium pada 4 garam
dengan merk berbeda
1. Siapkan
4 garam dengan merk yang berbeda.
2. Timbang
2 gram pada masing-masing merk, kemudian larutkan dengan akuades dalam labu
ukur 10 mL
3. Setelah
larutan sampel dibuat, siapkan 4 tabung reaksi. Tabung A diisi 1 mL garam merk
A, Tabung B diisi 1 mL garam merk B, Tabung C diisi 1 mL garam merk C, Tabung D
diisi 1 mL garam merk D.
4. Pada
masing-masing tabung tambahkan 1 mL KI serta 1 tetes HCl
5. Adapun
cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
v Uji langsung
Uji langsung adalah
dengan cara memasukkan 1 mL amilum ke masing-masing tabung reaksi. Lalu
dibandingkan intensitas warna dari setiap tabung reaksi.
v Pengukuran dengan test kit cotton
bud
Test kit dari cotton bud dimasukkan ke dalam setiap
tabung reaksi yang berisi masing-masing larutan garam, lalu dibandingkan
intensitas warna yang ditunjukkan setiap test kit.
v Pengukuran dengan test kit kertas
saring
Test kit kertas saring
dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi yang berisi masing-masing larutan
garam, lalu dibandingkan intensitas warna yang ditunjukkan setiap test kit.
E.
DATA HASIL PENGAMATAN
Penentuan
Kadar Iodium pada 4 Garam yang Berbeda
Merk Garam
|
Intensitas Warna Biru Masing-Masing Sampel
|
||
Uji Langsung
|
Test Kit
Cotton Bud
|
Test Kit Kertas
Saring
|
|
Indomart
|
+++
|
+++
|
+++
|
Kapal
|
++
|
++
|
++
|
Meja
|
+
|
+
|
+
|
Garami
|
++++
|
++++
|
++++
|
Penentuan
Deret Warna dari Larutan KIO3 Berbagai Konsentrasi
Konsentrasi
KIO3
|
Intensitas
Warna Biru
|
40 ppm
|
++++
|
60 ppm
|
+++++
|
80 ppm
|
++++++
|
100 ppm
|
+++++++
|
F.
PEMBAHASAN
Pada praktikum
ini dilakukan analisis kualitatif dan semi kuantitatif iodium dalam bentuk KIO3
pada sampel garam dapur berbagai merk secara
spot test. Pada praktikum ini, garam dapur yang digunakan bermerk Indomart,
Meja, Kapal dan Garami. Digunakan empat merk yang berbeda agar diketahui
perbedaan kandungan iodium tiap merk garam yang dibandingkan dengan deret warna
pada larutan kerja KIO3 berbagai konsentrasi. Perbedaan itu dapat
dilihat dari intensitas warna yang dihasilkan dari uji secara langsung, uji dengan test kit dari cotton bud
dan uji dengan test kit dari kertas saring.
Cara pembuatan test kit dari kertas saring dan
cotton adalah dengan cara merendam
keduanya dalam larutan amilum 0,5 % selama 5 menit lalu dibiarkan kering di
udara terbuka . Setelah itu, membuat larutan sampel dengan melarutkan 2 gram
sampel garam dapur dengan aquades 10 ml . Sampel yang digunakan terdiri dari
garam berbagai merk yaitu Indomart,
Meja, Kapal dan Garami. Lalu 1 ml dari masing-masing
larutan sampel dipipet 1 ml dan ditambah 1 ml KI dan 1 tetes HCl pekat. Tujuan
sampel garam (yang mengandung KIO3) direaksikan
dengan KI dalam suasana asam agar terbentuk iodin yang kemudian membentuk kompleks berwarna biru terhadap amilum. Harapannya
saat test kit dari kertas saring dan cotton bud (yang telah direndam amilum) dicelupkan
pada campuran larutan tersebut bisa menghasilkan warna biru. Pada praktikum
ini, proses pencelupan test kit dilakukan ±2 menit. Setelah selesai, dapat
dilihat dari perbedaan warna biru yang terlihat dari masing-masing testkit
Dari kedua gambar di
atas didapatkan informasi bahwa intensitas warna biru yang dihasilkan pada
setiap test kit berbeda. Intensitas warna biru yang paling tinggi adalah pada
sampel garam Garami sedangkan intensitas warna biru yang paling rendah adalah
pada sampel garam Meja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kandungan Iodium tertinggi adalah pada sampel garam Garami dan kandungan Iodium
terendah pada sampel garam Meja.
Selanjutnya dilakukan uji langsung pada masing-masing sampel garam
dengan menambahkan larutan amilum sebanyak 1 ml. Setelah itu diamati intensitas
warna biru yang terlihat berbeda pada setiap sampel garam
Dari gambar di atas didapatkan
informasi bahwa intensitas warna biru yang paling tinggi terdapat pada sampel
garam Garami. Sedangkan, intensitas warna biru terendah terdapat pada sampel
garam Meja. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa kandungan Iodium tertinggi
terdapat pada sampel garam Garami dan kandungan terendah pada sampel garam
Meja. Hasil ketiga uji menunjukkan hasil yang sama bahwa kandungan Iodium
tertinggi tetap terdapat pada sampel garam Garami dan kandungan terendah
terdapat pada sampel garam Meja.
Dari ketiga gambar di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa, intensitas warna biru yang terbentuk sesuai dengan
konsentrasi KIO3 yang ada pada larutan kerja. Semakin tinggi
konsentrasi KIO3 pada larutan kerja, maka semakin kuat warna biru
yang terbentuk sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan Iodium juga semakin
besar.
Selanjutnya,
hasil yang diperoleh dari pengukuran intensitas warna biru pada sampel garam
dibandingkan dengan hasil deret warna pada larutan kerja KIO3.
Dari gambar di atas terlihat bahwa,
sampel garam Garami yang intensitas warna birunya paling tinggi setara dengan
intensitas warna pada larutan kerja KIO3 40 ppm. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kandungan Iodium pada sampel garam Garami berkisar pada 40
ppm. Sedangkan sampel garam Kapal, Indomart dan Meja berada di bawah 40 ppm.
Hal ini membuktikan bahwa sebagian sampel garam Garami telah memenuhi standart
minimal Iodium yang disarankan pada garam dapur yaitu sebesar 30 ppm.
Intensitas warna biru yang terbentuk
merupakan hasil pembentukan kompleks antara iodium dengan amilum. Reaksi
kimianya adalah sebagai berikut :
KIO3 + 5KI + 6H+ à 3I2
+ 3H2O + 6K+
- Pada
praktikum ini, analisis kualitatif Iodium pada sampel garam dapur yang
diuji menggunakan uji langsung, uji test kit cotton bud dan uji test kit
kertas saring menunjukkan hasil
yang sama. Intensitas warna biru yang terbentuk pada berbagai sampel garam
adalah sebagai berikut :
merk
Garami > merk Indomart > merk Kapal >
merk Meja
- Pada
pembuatan deret warna menggunakan larutan kerja KIO3 berbagai konsentrasi
diperoleh intensitas warna biru sebagai berikut :
kons.
100 ppm > kons. 80 ppm > kons. 60 ppm > kons. 40 ppm
- Analisis
semi kuantitatif Iodium dalam sampel garam dibandingkan dengan larutan
kerja dengan membandingkan intensitas warna biru adalah sebagai berikut :
kons.
40 ppm ≈ merk Garami > merk Indomart > merk Kapal > merk Meja
H. DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. Dkk. 1994. Buku Ajar Vogel – Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Day, R.A. Dkk.
2002 . Analisis Kimia Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta :
Penerbit PT Gramedia..
Sudarmaji,
Slamet. Dkk. 1989. Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Liberty.
Sabtu, 18 Oktober 2014
Sekaran Kidul, Miss You So Much :(
Rindu kampung halaman saat
menempuh studi di luar kota sudah menjadi hal yang biasa bagi mahasiswa
perantauan sepertiku. Di semester tua ini, kesempatan untuk bisa pulang kampung
sangat langka. Memanfaatkan waktu sabtu dan minggu dengan sebaik mungkin untuk
mengerjakan tugas atau nyicil nulis proposal. Aku bangga menjadi orang Kediri.
Kadang sering menjadi bahan bullying saat kuliah dan saat KKN lalu. Ada yang
bilang Kediri bioskopnya ndak up to date, Simpang Gumul catnya jelek dsb. Aku
sebagai warga Kediri menimpali bercandaan semacam itu dengan balik melakukan
bullying pada daerah asal teman yang membully. Hahaha ini yang bikin seru saat
kuliah. Yang kerap membullyku ya anak Blitar, karena dia tahu seluk beluk
Kediri dengan sangat bagus. Bullying dilakukan sejak awal semester lalu sampai
saat ini. Kami hanya bercanda, tanpa ada niat menjelekkan daerah lain. Kami
ndak separah bullying yang dilakukan pada kota Bekasi kok (yang sekarang
menjadi trending topic)
Aku, berasal dari sebuah dusun
terpencil yang jauh dari tempat fotokopi, warnet ataupun Indomart. Untuk
fotokopi pun, harus keluar dusun melewati jalan dengan kanan kiri pematang
sawah yang luas. Jika malam hari, tidak ada penerangan di jalan itu.
Satu-satunya penerangan ya dari lampu sepeda motor yang dinaiki. Temanku SMA
maupun teman kuliah yang main ke rumahku selalu bilang “ndeso” ya. Hahahaha..Dusunku
tinggal bernama Dusun Sekaran Kidul Desa Sekaran Kecamatan Kayen Kidul
Kabupaten Kediri. Aku merindukan dusun ini karena ketenangan dan keramahan
tetangga. Tetanggaku sangat care padaku. Buktinya saat aku sakit, sedusun yang
terdiri dari tiga baris ini banyak yang menjengukku di rumah sakit maupun saat
aku di rumah setelah dari rumah sakit. Hampir semuanya menjengukku membawakan
buah ataupun makanan ringan. Saat mereka ramai-ramai menjengukku di rumah
sakit, para pasien yang berada di kamar Tanjung heran melihat banyaknya orang
yang membesukku. Ada yang meneteskan air mata saat menjengukku, ada yang merasa
kasihan padaku hingga memilih keluar ruangan karena tak tega melihat wajahku
yang saat itu terbilang mengenaskan. Terimaksih para tetanggaku :*
Aku rindu suasana sholat shubuh
jamaah di musholla dekat rumah. Rindu tenangnya dusunku selepas magrib, jarang
ada sepeda motor yang bersliweran di jalan. Rindu suasana sholat Id. Rindu
makan berkat bersama setelah sholat Id di masjid. Rindu sapaan tetanggaku saat
aku ikut belanja “Mbak Dika teko kapan?”. Rindu mengajar les anak TK,SD, SMP
dan SMA yang masih polos belum senakal anak yang ada di Surabaya (yang pernah
aku beri les). Rindu digodai sama bapak yang jualan ayam, langganan ibuk,
bapaknya selalu menggodaiku “Wah, dilut engkas iki” Hahahaha. Rindu rujak
ciungurnya tetanggaku yang super wenak. Yang di Surabaya lewat wes. Rindu
ningguin bapak yang jualan gethuk lindri (jajanan favoritku) di depan rumah
sambil ngantuk-ngantuk. Rindu Dusun Sekaran Kidul dengan segala isinya.
Yang paling aku rindukan adalah
keluarga tercinta. Ibuk, selalu sms gini setelah aku bilang mau pulang ke rumah
“Nduk, njaluk dimasakne opo?” dobel muah :* buat ibuk tercinta. Tiba dirumah,
ibuk sudah menyiapkan makanan kesukaanku. :] Lain dengan bapak yang selalu menawarkan makan saat aku baru dari
turun dari kereta “Nduk, luwe gak? Ayo nyoto”. Ujungnya, aku sama bapak selalu
kuliner malam hari. Mampir ke warung Soto Ayam Kampung khas Surabaya yang ada
di depan pasar Bogo. Kedua orang tuaku sangat sensitif mengenai makan. Mereka
takut, aku kena tifus karena telat makan. Takut maagku kumat saat aku lagi
males makan. Saat mau balik ke Surabaya pun, aku selalu dibawakan bekal makan.
Yang paling cerewet masalah ini adalah bapakku. Pernah sekali aku menolak
dibawakan bekal karena bawaanku yang cukup berat. Endingnya ibukku yang kena
omelan bapak. Ibuk bilang omelannya bapak kayak gini ke ibuk “ Ngunu kuwi anake
yo tetep digawani sego. Masiyo abot yo gak popo. Engko nak wes tekan kos mesti
kesel. Nek wes enek sego , dika lak gak bingung tuku maem nang njobo” Aku
sempat merasa menyesal karena membuat bapak ibuk menjadi debat gara-gara aku
gamau dibawakan bekal saat balik Surabaya. Setelah itu, aku selalu mengiyakan
jika ibuk dan bapak membawakan bekal. :] Sayangnya mereka padaku :]
Saat pulang ke rumah, selalu
memanfaatkan quality time dengan mereka.
Aku meskipun pulang ke Kediri, aku jarang banget jalan-jalan ke luar rumah
kecuali buat beli obat jantungnya tetanggaku sama beli keperluan kosmetik di
Pare. Selalu menguasahakan agar bisa sholat jamaah magrib sama bapak, ibuk dan
adik di rumah. Quality time saat bersama bapak ya saat bapak minta buat
“metani” rambut putih yang mulai banyak. Bapak bilang gatalnya Masyaallah. Bisa
sampai 1,5 jam aku betah “metani” rambut putih yang ada. Saat itu, aku bisa
curhat panjang lebar mulai dari kuliah, teman, cowok, ibuk kos, dosen sampai
masalah jodoh. Kalau dicurhati masalah cowok, bapakku selalu menjawab “Kuliah
sing tenanan nduk, pacaran e mben ae “. Lain lagi dengan ibuk, quality timenya
saat bantu beliau masak di dapur ataupun saat nonton TV. Yang aku curhatkan
sama kok, ibuk cenderung “memberi izin” aku pacaran. Tapi bersyarat lo ijinnya,
syaratnya IPK ku harus naik. Tenang aja buk, gak pacaran pun aku selalu berusaha
menaikkan IPK. Aku sedang menikmati indahnya tanpa pacar. Indahnya kumpul
dengan teman-teman. :]
Eh, iya ada yang kelupaan. Saat
pulang kampung, aku sedikit merasa terintimidasi oleh guyonan tetangga yang
bikin ger -______-. Masalahnya, temanku sekolah SD, hampir semuanya udah menikah.
Terus aku ditnyai kapan nyusul. Duh, orang-orang ini sibuk banget ya ngurusin
hidupku. Aku gak papa lo padahal. Aku melhat teman-temanku yang sudah menikah
wajahnya kelihatan lebih tua dari aku. Mungkin mereka sudah mikir bagaimana
keluarga, bagaimana menghidupi anaknya. Aku merasa nyaman dengan kondisiku saat
ini kok :] Aku sedang menanti orang yang dipersiapkan Allah. Tentunya di bawah
langit yang sama, di atas bumi tempatku berpijak saat ini :]
Eh, ini kenapa ngelantur jauh
banget ya. Dari ngomongin kampung halaman kenapa jadi ngomongin jodoh?
#gagalfokus
Langganan:
Postingan (Atom)