Minggu, 06 Desember 2015

Edit

Dear calon anakku (Bagian I)

Dear calon anakku kelak. 
Mungkin masih terlalu dini jika aku menuliskan post ini. Karena aku sendiri sekarang belum menikah. Tak apa, setidaknya nanti kamu akan membaca tulisan mamamu ini. Hay nak..mamamu ingin bercerita tentang kisah hidup mamamu selama tiga bulan setelah kelulusan, ya masa masa kerja ini nak. Mama akan menceritakan kisah yang telah mama lewati dengan partner in crime mama selama bekerja di CIMB. Kenalkan nak, tante Hidayatul Nikmah. Tante cantik yang lemah lembut, keibuan dan pintar memasak. Mama dan tante Dayah berada dalam satu tim. Karena berada dalam satu tim, kedekatan mama dan tante Dayah dengan cepat terbentuk. Mama dan tante Dayah mempunyai kisah yang bisa dibilang cukup indah jika diceritakan. Kami sama-sama memiliki jiwa dan pemikiran yang visioner. Kami sama-sama ingin melanjutkan studi di tahun 2016 yang tinggal menghitung hari. Nak, kami sama-sama sekarang sedang berjuang untuk melawan kerasnya kehidupan kerja. Ya, kerja di bank bukanlah passion mama. Mama orang kimia, seharusnya kerja di laboratorium mengenakan jaslab. Tante Dayah yang lulusan kebidanan seharusnya bekerja menolong persalinan ibu-ibu yang melahirkan. Tapi nak, mungkin Allah sedang mempunyai tujuan lain mengapa mama sekarang ditempatkan di sini, mama diberi rejeki untuk bekerja di sini, diberi kesempatan untuk belajar mencari uang dengan keringat sendiri, diberi kesempatan untuk tahu bahwa dunia kerja itu sekeras ini, diberi kesempatan berada di CIMB dan menjumpai orang-orang baru dengan berbagai karakter. Di CIMB lah aku bisa bertemu dengan nasabah nasabah dari berbagai kalangan. Bisa bertemu dengan Drs. Kadirun Kusuma (Direktur Jangkar Pasific), dr. Mamiek Dwi ( Dokter Ahli Bedah Perut RS Dr.Soetomo), Anton Winoto ( Penanggung Jawab Teh Tong Tji Indonesia Timur), dr. Rahmat Su’udi ( Kepala Puskesmas Dupak), Lies Kamsiati (Kepala Sekolah SD), Arifin Rahmat (Wakil Penanggung Jawab MCD Surabaya-Sidoarjo), Sobirin (Manager Wendy’s Galaxy Mall) dan banyak nasabah nasabah yang tidak bisa mama sebutkan disini nak. Banyak pengalaman berharga yang mama dapat ketika bertemu dengan mereka. Bagaimana mama harus chitchat dengan mereka, membuat obrolan menjadi nyaman dan akhirnya obrolan mengalir begitu saja seperti mama sudah lama mengenal mereka. Dari CIMB lah mama akhirnya hafal jalan-jalan di Surabaya dan Sidoarjo. Sering dikerjai oleh Google Maps sudah biasa, teriknya Surabaya siang hari sudah biasa, bersepeda motor musuh truk truk besar sudah biasa, menikmati macetnya Surabaya sudah biasa, sampai TKP nasabah tidak di tempat juga sudah biasa, nasabah tiba-tiba keluar kota sudah biasa, di PHP nasabah juga sudah biasa. Dari CIMB lah mama belajar bahwa ditolak dan diPHP itu menguatkan, membuat mama dan tante Dayah semakin struggle nak. 
Ada salah satu kisah yang mungkin bisa dibilang paling mama ingat selama bekerja di CIMB ini. Hari itu mama menemani tante Dayah meet nasabah di daerah Bukit Darmo jam 6 sore. Mama dan tante Dayah berangkat dari kantor pukul 5 sore. Kami hanya mengandalkan Google Maps untuk sampai di lokasi. Karena sama-sama belum tahu daerah situ kami sempat nyasar dan akhirnya bertanya beberapa kali untuk sampai di lokasi. Yang kami tahu nak, nasabah tersebut memiliki ruko yang bernama Cinzano. Saat kami bertanya pada satpam, mereka melihat mama dan mbak Dayah dengan pandangan yang aneh.  Dan mereka bertanya “ Mau beli minuman ta mbak? Ada diskon mbak.”  Waktu itu, kami hanya bisa tertawa karena saking ndak pahamnya dengan pertanyaan pak satpam. Sampai tempat yang kami tuju kami sempat shock. Ternyata Cinzano adalah toko yang menjual wine dan bir luar negeri. Pantas saja pak satpam di depan tadi berkata seperti itu. Oke, karena mama dan tante Dayah belum sholat magrib kami memutuskan mencari masjid di sekitar ruko tersebut. Namun hampir 10 menit kami mencari kami tidak menemukan masjid maupun musholla. Ruko-ruko tersebut didominasi oleh penjual Chinese. Terbukti ketika mama dan tante Dayah muter-muter tidak menemukan satupun yang berwajah Jawa. Karena putus asa mencari akhirnya kami memtuskan sholat magrib di emperan ruko yang tutup. Kami beratayamum dan sholat di emperan ruko. Kami bergantian sholat magrib. Ketika mama menunggui tante Dayah sholat, banyak yang melihat kami dengan pandangan yang aneh. Saat itu yang ada dipikiran mama hanya yak apa caranya tante Dayah mampu meneruskan sholat tanpa diusir. Karena kondisi saat itu memang sangat menegangkan. Kami sholat magrib di emperan ruko orang Chinesee.  Memang Allah mengetahui bahwa hambanya sedang beribadah kepada-Nya. Maka Allah menunjukkan kuasanya dengan membuat kami berdua sholat di tempat terbuka dengan aman. Masalah tidak sampai disitu saja, ketika kita mau masuk Cinzano, mbak-mbak penjaga Cinzano melihat kita dengan terheran-heran. Karena kami mengenakan jilbab tapi masuk ke tempat jualan wine dan bir. Kami lalu mengahampiri mbaknya dan menjelaskan bahwa kami dari CIMB yang sudah membuat janji temu dengan pemilik Cinzano. Karena tidak ada minuman apapun yang halal selain air putih, maka mbak mbak tersebut menghidangkan air minum mineral di atas meja selagi kita menunggu nasabah datang.

Pengalaman itu masih seujung kuku dari pengalaman bertemu dengan nasabah lainnya. Intinya nak..mama sedang berjuang bekerja mencari uang dengan keringat mama sendiri untuk masa depanmu kelak. Kamu harus jadi anak yang sukses nak, makanya sekarang mama sedang mengusahakan kesuksesanmu nak. Ah nak, post ini masih post bagian pertama. Ketika mama ada waktu senggang untuk menulis. Mama akan menceritakan kisah-kisah lainnya yang tidak kalah seru dan mendebarkan. Tunggu mama nak :)
With Love,
Mama


Dharmawangsa 8 no 8, 6 November 2015 20:45

0 komentar:

Posting Komentar