Dear calon anakku kelak.
Mungkin
masih terlalu dini jika aku menuliskan post ini. Karena aku sendiri sekarang
belum menikah. Tak apa, setidaknya nanti kamu akan membaca tulisan mamamu ini.
Hay nak..mamamu ingin bercerita tentang kisah hidup mamamu selama tiga bulan
setelah kelulusan, ya masa masa kerja ini nak. Mama akan menceritakan kisah
yang telah mama lewati dengan partner in
crime mama selama bekerja di CIMB. Kenalkan nak, tante Hidayatul Nikmah.
Tante cantik yang lemah lembut, keibuan dan pintar memasak. Mama dan tante
Dayah berada dalam satu tim. Karena berada dalam satu tim, kedekatan mama dan
tante Dayah dengan cepat terbentuk. Mama dan tante Dayah mempunyai kisah yang
bisa dibilang cukup indah jika diceritakan. Kami sama-sama memiliki jiwa dan
pemikiran yang visioner. Kami sama-sama ingin melanjutkan studi di tahun 2016
yang tinggal menghitung hari. Nak, kami sama-sama sekarang sedang berjuang
untuk melawan kerasnya kehidupan kerja. Ya, kerja di bank bukanlah passion
mama. Mama orang kimia, seharusnya kerja di laboratorium mengenakan jaslab.
Tante Dayah yang lulusan kebidanan seharusnya bekerja menolong persalinan
ibu-ibu yang melahirkan. Tapi nak, mungkin Allah sedang mempunyai tujuan lain
mengapa mama sekarang ditempatkan di sini, mama diberi rejeki untuk bekerja di
sini, diberi kesempatan untuk belajar mencari uang dengan keringat sendiri, diberi
kesempatan untuk tahu bahwa dunia kerja itu sekeras ini, diberi kesempatan
berada di CIMB dan menjumpai orang-orang baru dengan berbagai karakter. Di CIMB
lah aku bisa bertemu dengan nasabah nasabah dari berbagai kalangan. Bisa bertemu
dengan Drs. Kadirun Kusuma (Direktur Jangkar Pasific), dr. Mamiek Dwi ( Dokter
Ahli Bedah Perut RS Dr.Soetomo), Anton Winoto ( Penanggung Jawab Teh Tong Tji
Indonesia Timur), dr. Rahmat Su’udi ( Kepala Puskesmas Dupak), Lies Kamsiati
(Kepala Sekolah SD), Arifin Rahmat (Wakil Penanggung Jawab MCD Surabaya-Sidoarjo),
Sobirin (Manager Wendy’s Galaxy Mall) dan banyak nasabah nasabah yang tidak
bisa mama sebutkan disini nak. Banyak pengalaman berharga yang mama dapat ketika
bertemu dengan mereka. Bagaimana mama harus chitchat dengan mereka, membuat obrolan menjadi nyaman dan akhirnya
obrolan mengalir begitu saja seperti mama sudah lama mengenal mereka. Dari CIMB
lah mama akhirnya hafal jalan-jalan di Surabaya dan Sidoarjo. Sering dikerjai
oleh Google Maps sudah biasa, teriknya Surabaya siang hari sudah biasa,
bersepeda motor musuh truk truk besar sudah biasa, menikmati macetnya Surabaya
sudah biasa, sampai TKP nasabah tidak di tempat juga sudah biasa, nasabah
tiba-tiba keluar kota sudah biasa, di PHP nasabah juga sudah biasa. Dari CIMB
lah mama belajar bahwa ditolak dan diPHP itu menguatkan, membuat mama dan tante
Dayah semakin struggle nak.
Ada salah
satu kisah yang mungkin bisa dibilang paling mama ingat selama bekerja di CIMB
ini. Hari itu mama menemani tante Dayah meet nasabah di daerah Bukit Darmo jam
6 sore. Mama dan tante Dayah berangkat dari kantor pukul 5 sore. Kami hanya
mengandalkan Google Maps untuk sampai di lokasi. Karena sama-sama belum tahu
daerah situ kami sempat nyasar dan akhirnya bertanya beberapa kali untuk sampai
di lokasi. Yang kami tahu nak, nasabah tersebut memiliki ruko yang bernama
Cinzano. Saat kami bertanya pada satpam, mereka melihat mama dan mbak Dayah
dengan pandangan yang aneh. Dan mereka
bertanya “ Mau beli minuman ta mbak? Ada diskon mbak.” Waktu itu, kami hanya bisa tertawa karena
saking ndak pahamnya dengan pertanyaan pak satpam. Sampai tempat yang kami tuju
kami sempat shock. Ternyata Cinzano adalah toko yang menjual wine dan bir luar negeri. Pantas saja
pak satpam di depan tadi berkata seperti itu. Oke, karena mama dan tante Dayah
belum sholat magrib kami memutuskan mencari masjid di sekitar ruko tersebut.
Namun hampir 10 menit kami mencari kami tidak menemukan masjid maupun musholla.
Ruko-ruko tersebut didominasi oleh penjual Chinese. Terbukti ketika mama dan
tante Dayah muter-muter tidak menemukan satupun yang berwajah Jawa. Karena
putus asa mencari akhirnya kami memtuskan sholat magrib di emperan ruko yang
tutup. Kami beratayamum dan sholat di emperan ruko. Kami bergantian sholat
magrib. Ketika mama menunggui tante Dayah sholat, banyak yang melihat kami
dengan pandangan yang aneh. Saat itu yang ada dipikiran mama hanya yak apa
caranya tante Dayah mampu meneruskan sholat tanpa diusir. Karena kondisi saat
itu memang sangat menegangkan. Kami sholat magrib di emperan ruko orang
Chinesee. Memang Allah mengetahui bahwa
hambanya sedang beribadah kepada-Nya. Maka Allah menunjukkan kuasanya dengan
membuat kami berdua sholat di tempat terbuka dengan aman. Masalah tidak sampai
disitu saja, ketika kita mau masuk Cinzano, mbak-mbak penjaga Cinzano melihat
kita dengan terheran-heran. Karena kami mengenakan jilbab tapi masuk ke tempat jualan wine dan bir. Kami lalu mengahampiri mbaknya dan menjelaskan
bahwa kami dari CIMB yang sudah membuat janji temu dengan pemilik Cinzano.
Karena tidak ada minuman apapun yang halal selain air putih, maka mbak mbak
tersebut menghidangkan air minum mineral di atas meja selagi kita menunggu
nasabah datang.
Pengalaman itu masih seujung
kuku dari pengalaman bertemu dengan nasabah lainnya. Intinya nak..mama sedang
berjuang bekerja mencari uang dengan keringat mama sendiri untuk masa depanmu
kelak. Kamu harus jadi anak yang sukses nak, makanya sekarang mama sedang
mengusahakan kesuksesanmu nak. Ah nak, post ini masih post bagian pertama.
Ketika mama ada waktu senggang untuk menulis. Mama akan menceritakan
kisah-kisah lainnya yang tidak kalah seru dan mendebarkan. Tunggu mama nak :)
With Love,
Mama
Dharmawangsa 8 no 8, 6 November 2015 20:45
0 komentar:
Posting Komentar