A.
JUDUL
PRAKTIKUM
Analisis Logam Pb Dalam
Piring Bermotif dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
B.
TUJUAN
Mengetahui
kadar timbal (Pb2+) dalam piring bermotif dengan menggunakan spektrometri serapan atom (SSA)
C.
DASAR
TEORI
Timbal adalah suatu unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom
82. Lambang Timbal diambil dari bahasa Latin
Plumbum. Timbal (Pb) adalah
logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal
bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali
lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Pb
terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang
industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan
pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil. Timbal (Pb)
adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang toksik
(beracun) terhadap manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui
konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.
Keracunan akibat kontaminasi Pb bisa
menimbulkan berbagai macam hal diantaranya:
1. Efek
dalam proses sintesa hemoglobin yaitu dapat memperpendek umur sel darah merah, menurunkan jumlah sel darah merah dan
dapat menurunkan kadar retikulosit(sel-sel darah merah yang masih muda).
2. Efek pada sistem syaraf yaitu dapat epilepsi, halusinasi,
kerusakan pada otak besar dan delirium (sejenis penyakit gula).
3. Efek pada sistem urinaria yaitu terjadinya kerusakan pada
saluran ginjal disertai dengan amnocidura (kelebihan asam amino dalam urine).
4. Efek pada sistem reproduksi yaitu dapat menyebabkan
ganggguan produksi sperma, keguguran,kelahiran prematur dan berat bayi rendah.
5. Efek pada jantung dapat menyebabkan ketidaknormalan EKG,
paling banyak ditemukan pada anak-anak.
Spektrometri merupakan suatu metode
analisis kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang
dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom atau molekul analit. Salah satu
bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA), merupakan
metode analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan
penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam
keadaan bebas. Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi
sinar oleh atom-atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor/panas.
Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam total sedangkan untuk non logam
jarang sekali, mengingat unsur non logam dapat terionisasi dengan adanya kalor,
sehingga setelah dipanaskan akan sukar didapat unsur yang terionisasi. Pada
metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian
pengkabutan (nebulizer) yang ada pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam
bentuk atom-atomnya berupa garis didalam nyala. Spektrofotometer serapan atom
sebetulnya adalah metode umum untuk menentukan kadar unsur logam konsentrasi
renik. Keadaan bentuk contoh aslinya tidak penting asalkan contoh larut dalam
air atau dalam larutan bukan air.
D.
ALAT
·
AAS (Atomic Absorption Spectrometry Seri
AA-7000)
·
Labu ukur 100 ml (6)
·
Pipet volum 10 ml (1)
·
Ball pipet (1)
·
Botol semprot (1)
·
Pipet tetes (2)
·
Gelas ukur 1000 ml (1)
·
Gelas beker 100 ml (7)
·
Buret+klem (1)
·
Corong kecil (1)
E.
BAHAN
·
Piring beling bermotif (1)
·
Larutan Asam Asetat 4%
·
Larutan standar Pb2+
100 ppm
·
Larutan HNO3
·
Akuades
·
Kertas saring
·
Aluminum foil
·
HNO3 pekat
F.
PROSEDUR
KERJA
a. Preparasi
sampel
1. Siapkan
piring beling bermotif, pecah hingga bagian motifnya terpisah
2. Ukur
asam asetat 4% secara kuantitatif sebanyak 126,6
mL
3. Rendam
pecahan piring dengan asam asetat dalam gelas
beaker hingga semua bagian piring terendam
4. Tutup
gelas beaker dengan aluminum
foil, dan biarkan selama 24 jam
5. Dekantasi
larutan asam asetat hasil rendaman piring
bermotif
b. Pembuatan
larutan sampel dengan metode standar adisi
1. Masukkan
larutan standar Pb2+ 100 ppm ke dalam buret
2. Siapkan
6 labu ukur 100 mL
3. Isi
masing-masing tabung dengan 10mL larutan asam asetat hasil rendaman piring bermotif
4. Tambahkan
larutan standar Pb2+ 100 ppm
sesuai ketentuan berikut :
·
Labu A : 1,25 mL untuk
konsentrasi 2,5 ppm
·
Labu B : 2,5 mL untuk
konsentrasi 5 ppm
·
Labu C : 3,75 mL untuk
konsentrasi 7,5 ppm
·
Labu D : 5 mL untuk
konsentrasi 10 ppm
·
Labu E : 6,25 mL untuk konsentrasi 12,5
ppm
5. Kemudian diencerkan dengan akuades hingga volume 50 mL
6. Siapkan
pula larutan blanko berupa asam
asetat 4% pada labu ukur 50 mL
c.
Persiapan alat
1. Nyalakan
kompresor dan gas
2. Nyalakan
AAS
3. Periksa spektrum AAS
4. Lengkapi parameter
5. Pilih lampu katoda Pb
d.
Pengukuran absorbansi sampel dengan AAS
1. Awalnya dilakukan pengukuran dengan blanko terlebih
dahulu.
2. Kemudian baru
dilakukan pengukuran larutan standar dari konsentrasi terendah ke konsentrasi
tertinggi.
F.
DATA HASIL PRAKTIKUM
No.
|
Konsentrasi (ppm)
|
Absorbansi (A)
|
1.
|
0
|
0
|
2.
|
2,5
|
0,0931
|
3.
|
5
|
0,0959
|
4.
|
7,5
|
0,0923
|
5.
|
10
|
0,1019
|
6.
|
12,5
|
0,1068
|
G.
ANALISIS
PERHITUNGAN
Ø Menghitung kadar timbal
dalam piring beling bermotif
Dari data
absorbansi sampel,
konsentrasi sebagai sumbu x, dan absorbansi sebagai sumbu y, maka diperoleh
persamaan regresi linier
: y = 0,001336x + 0,08798
Untuk mengetahui
kadar Pb dalam piring, maka disubstitusikan y = 0 ke dalam persamaan
regresi, sehingga didapat :
y = 0,001336x + 0,08798
0 = 0,001336x + 0,08798
-0,001336x = 0,08798
x = 65,8533 ppm
kadar sebenarnya = 65,8533 x faktor
pengenceran
kadar sebenarnya = 65,8533 x 5
kadar sebenarnya = 329,2665 ppm
Karena
volum asam asetat yang digunakan untuk merendam piring sebanyak 126,6
mL,
maka kadar Pb dalam satu piring adalah :
329,2665 ppm = 41,6851 mg/ 126,6 mL
H.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum ini dilakukan pengukuran kadar timbal (Pb) pada piring bermotif Spektrometri Serapan Atom (SSA). Spektrometri
serapan atom merupakan suatu metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam
yang didasarkan atas penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral dalam
keadaan gas. Sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau sinar lembayung. SSA
digunakan untuk analisis kuantitatif unsur logam dalam jumlah renik (traces).
Cara analisis ini memberikan kadar total unsur logam dalam sampel. Pelaksanaan
relatif sederhana dan analisis logam tertentu dapat dilakukan dalam campuran
dengan unsur-unsur logam lain tanpa adanya pemisahan. SSA berprinsip pada
absorbsi cahaya oleh atom.
Larutan sampel diaspirasikan
ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga
nyala rnengandung atom unsur-unsur yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan
tereksitasi secara termal oleh ayala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal
sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground state). Atom-atom ground state
ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat
dari unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang dihasilkan oleh
sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom
dalam nyala. Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer yakni absorbansi
berbanding lurus dengan panjang uyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap
atom dalam nyala. Kedua variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang
nyala dapat dibuat konstan sehingga absorbansi hanya berbanding langsung dengan
konsentrasi analit dalam larutan sampel. Teknik-teknik analisisnya sama seperti
pada spektrofotometri UV-Vis yaitu standar tunggal, kurva kalibrasi dan kurva
adisi standar. Pada umumnya ada 5 bagian utama dalam setiap peralatan AAS yaitu
sumber sinar, sistem pengatoman, monokromator, detektor dan sistem
pembacaan.
Timbal
merupkan unsur logam berat yang lebih tersebar luas dibandingkan logam toksik
lainnya. Timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan kerusakan
pada jaringan tubuh. Hal ini disebabkan senyawa timbal dapat memberikan efek
racun terhadap banyak sistem dalam tubuh
seperti otak, peredaran darah, jantung, urinaria dan reproduksi. Kurang
lebih 90% partikel timbal dalam asap atau debu halus di udara dihisap melalui
saluran pernafasan sisanya melalui saluran pencernaan. Yang melalui saluran
pencernaan penyebabnya bisa berasal dari cat piring yang bermotif yang
mengandung logam Pb. Jika masuk ke saluran pencernaan maka penyerapan di usus
mencapai 5 – 15 % pada orang dewasa. Pada anak-anak lebih tinggi yaitu 40%. Sehingga,
timbal sering dituding sebagai penyebab turunnya intelegensia (IQ) dan tidak
seimbangnya sistem saraf tubuh pada anak-anak. Oleh karena itu, dilakukan
pengukuran kadar Pb pada piring bermotif.
Pada praktikum kali ini
metode AAS yang di pakai yaitu dengan metode standart adisi dimana
metode ini bertujuan untuk mengukur jumlah sampel dengan kosentrasi analit yang
relatif terlalu kecil/sedikit. Metode adisi menggunakan seri larutan standart untuk
memperoleh persamaan regresinya, sehingga dari persamaan tersebut dapat diketahui
besarnya kosentrasi sampel.
Preparasi sampel dimulai dengan
merendam piring bermotif yang masih baru dalam asam asetat
4% yang volumnya telah diukur secara kuantitatif, pada praktikum ini
ditambahkan 126,6 mL. Piring bermotif yang digunakan harus baru agar kadar Pb
yang terukur dapat maksimal tanpa tereduksi oleh pencucian selama pemakaian
piring. Perendaman dilakukan selama 24 jam agar kandungan timbal yang terdapat pada piring bermotif terlarut dalam
asam asetat membentuk Pb-asetat. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
Pb2+ + 2 CH3COOH ® Pb-asetat + H2
Instrumen AAS dioperasikan sesuai dengan SOP. Pada
pengukuran dengan instrument AAS kami menggunakan sumber sinar lampu katoda Pb dan menggunakan sistem
pengatoman dengan udara-asetilena. Saat AAS telah
siap digunakan, kapiler AAS dicelupkan dalam larutan blanko terlebih dahulu
selama beberapa saat, hingga kurva yang ditampilkan konstan. Jika kurva telah
konstan, maka sampel diukur satu persatu, urut dari labu A-E Dari pengukuran ini akan didapatkan data absorbansi larutan.
Hasil yang diperoleh lalu dibuat kurva kalibrasi dengan sumbu
x adalah konsentrasi larutan, dan sumbu y adalah absorbansi larutan, sehingga
diperoleh persamaan regresi, y = 0,001336x + 0,08798. Untuk mengetahui
kadar timbal, disubstitusikan nilai y = 0 ke dalam persamaan regresi, sehingga
diperoleh x = 65,8533 ppm. Karena ada faktor pengenceran 5, maka
kadar Pb sebesar 329,2665 ppm.
Karena digunakan 126,6 mL asam asetat untuk merendam sebuah piring, maka
kandungan Pb yang ada dalam satu piring sebesar 41,6851 mg.
Jika pengukuran sampel selesai, maka kapiler AAS dicuci dengan HNO3 untuk melarutkan
pemekatan logam yang kemungkinan mengendap di kapiler.
H.
KESIMPULAN
1.
Pada praktikum
ini diperoleh kadar timbal dalam satu buah piring
bermotif sebesar 41,6851 mg
2.
Kadar Pb dalam piring dapat dianalisis menggunakan
instrument AAS dengan metode
standar adisi.
I. DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. 2008
Konsep Dasar Kimia Analitik.
Jakarta : UI Press
Svehla. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka
Gambar larutan standar Pb
Hasil pengukuran dengan AAS
0 komentar:
Posting Komentar