Dear Kang Masku di Masa Depan,
Apa kabar kamu mas?
Kamu sekarang di mana mas?
Jauh kah dari Surabaya?
Atau jangan-jangan kamu juga ada
di Surabaya?
Pertanyaan itulah yang setiap
hari berkelilingan di otakku.
Sudah tidak sabar ingin segera
bertemu denganmu mas. Kamu juga kah mas?
Pengen share cerita ini ke kamu,
aku juga bingung jika dihadapkan dengan pertanyaan ini. Nanti, diskusi bareng
ya mas :] (insyaAllah)
Kemarin, waktu aku bantu mbak kos
menyiapkan souvenir untuk pernikahannya, sempat diskusi masalah mengasuh anak.
Aku sempat speechless saat ditanya, “saat sudah nikah nanti ingin kerja ndak
dek? terus ngurus anakmu nanti gimana dek? kalau suami gak mengizinkan kerja
gimana dek?”
Sebagai mahasiswi yang masih
polos, yang tiba-tiba diberondong
pertanyaan semacam itu aku terdiam sejenak. Mencoba menjawab pertanyaan itu
sebijak mungkin tanpa harus menyakiti hati mbak kos yang notabene ndak
dibolehin kerja sama calon suaminya setelah menikah .
Aku menjawab dengan suara yang
pelan “ Ehm, gini mbak Nay. Setelah menikah, istri adalah menjadi tanggung
jawab suami. Akan tetapi alangkah baiknya masalah tersebut di diskusikan dengan
serius dengan suami mbak. Istri bekerja bukan sebuah kewajiban, akan tetapi
alangkah baiknya membantu suami menyiapkan tabungan masa depan untuk anak-anak
mereka kelak. Seorang istri jika bekerja hendaknya juga tidak boleh menyita
waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan tidak boleh mengabaikan tugasnya sebagai seorang
istri. Jikalau suami tidak mengizinkan, kita bisa tetap kerja di rumah mbak.
Bisa jualan online, wirausaha toko kelontong, buka bimbel. InsyaAllah ndak
mengganggu waktu bersama keluarga. Untuk masalah anak, kita sebagai seorang
istri kelak akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anak kita kelak mbak.
Sebaiknya anak juga tetap dalam asuhan kita mbak. Agar kita bisa tahu tumbuk
kembang anak kita setiap harinya. Sepertinya aku menjadi sok bijak ya mbak.
Tapi, semua sebaiknya didiskusikan dengan suami. Karena suami adalah imam kita.
Dia pasti akan menjadi nahkoda yang handal agar bisa melewati kerasnya ombak di
samudra kehidupan berumah tangga mbak. Yakin sama mas Wanda mbak. InsyaAllah
mas Wanda juga ingin yang terbaik bagi keluarganya kelak.”
Butuh waktu yang cukup lama untuk
menjawab pertanyaan mbak Nailis. Sekiranya kamu nanti juga berfikiran sama
dengan mas Wanda. Aku percaya, kamu ingin yang terbaik untuk kita. Tapi
yakinlah, aku bekerja bukan untuk diriku sendiri. Aku bekerja hanya untuk
membantumu menyiapkan masa depan anak kita, agar mereka kelak bisa memperoleh
pendidikan yang lebih baik dan lebih tinggi dari kita.
Aku percaya kamu akan membawa
keluarga kita tetap bertahan mengarungi derasnya ombak di samudra kehidupan
ini. Aku yakin, kita pasti bisa melewatinya. Bismillah :]
Aku menunggumu selalu mas :]
InsyaAllah akan segera
dipertemukan :]
0 komentar:
Posting Komentar