Selasa, 18 Februari 2014

Edit

DI MANA PUN KAMU SEKARANG, SEMOGA PESAN INI SAMPAI PADAMU

Aku tak ingin terlihat seperti orang bodoh yang memaksakan jalan cerita. Aku hanya ingin menikmati cinta padamu secara diam. Lewat rangkaian kata yang aku ungkapkan di blog ini, aku berharap kelak suatu saat nanti kamu akan menyadarinya. Menyadari bahwa ini untuk kamu, tuan. Maaf kalau ternyata aku tak memiliki kemampuan untuk mengungkapkannya padamu langsung. Maaf pula, kalau aku ternyata sepengecut ini.
8 Februari, hari pertama kita bertemu. Pertemuan yang sudah aku harapkan sejak 3 minggu sebelumnya. Aku tidak menyangka bahwa aku terlalu cepat mengagumimu tuan. Kamu menyapaku pertama kali dengan mengatakan “mbak mahardika ya?” sontak aku ulurkan tanganku untuk menyalamimu sambil memperkenalkan diri “dika, mas”. Sejak tatapan yang tidak lebih dari 1 menit itu, membuatku langsung jatuh cinta. Entah itu cinta atau kekaguman yang hanya sementara saja. Perkenalan kita kala itu membuatku salah tingkah. Kamu tahu tuan apa alasannya? Saat itu batinku berkata, suatu hari nanti, orang yang bediri di hadapanku akan menjadi topik utama kerisauan yang aku alami. Dan itu kamu tuan.
Cukuplah kamu ada dalam hatiku, kamu tidak perlu tahu tentang perasaan yang tolol ini. Kamu tuan, yang selalu aku sebut namamu dalam setiap ujung doaku. Semoga suatu saat nanti, Allah akan mempertemukan kita lagi setelah pertemuan tanggl 8 Februari itu. Semoga pertemuan itu murni pertemuan yang direncanakan Allah untuk mempersatukan kita.
Tuan, setiap hari rasa  cinta ini semakin tumbuh dengan sendirinya. Mencintaimu adalah sebuah rumus sederhana. Aku melepaskanmu, membiarkanmu terbang di duniamu. Sementara,biarkanlah aku menjadi wanita yang bestatus “kenalan”. Sebab akupun juga tidak tahu, apakah cinta ini hakiki atau sementara. Aku pasrahkan saja kepada Allah. Sebab Dia-lah yang tahu kemana hatiku akan bertepi.

Surabaya, 18 Februari 2014





0 komentar:

Posting Komentar