Selasa, 21 Januari 2014

Edit

BUKANLAH CINTA BILA ADA YANG TERLUKA.....

Dari judulnya udah keliatan banget kerennya :) Tapi siapa sangka yang dibahas akan jauh dari perkiraan kita :)

Dari bukunya pak ustadz idola saya :) Ustadz Yusuf Mansur yang berjudul ‘’TEMUKAN PENYEBABNYA TEMUKAN JAWABANNYA’’  yang saya pinjam dari teman yang menginspirasi saya selama 2 semester terakhir ini :)

Semoga apa yang saya tulis hasil dari review bagian kecil dari buku tersebut dapat memberikan pelajaran bagi kita semua :) Check it out!
Bismillahirrohmannirrohim :)

Di awal subbab ini ada satu  kalimat yang cukup menyentil kita “ Pernah berfikir, bagaimana kalau orang tua kita sakit dan menangis lantaran kita?? “

Lalu pada alenia pertama berisi sebagian besar yang mungkin pernah kita alami. Kalau saya Alhamdulillah belum pernah dan semoga saja tidak pernah :)

“Ketika kita utarakan kecintaan kita sama si dia, lalu tidak dapat restu orang tua, kita merasa terpukul. Lalu kemudian kita lari dari mereka dan menempuh hidup sendiri. Salahkan bila mereka kecewa? Kita punya pertimbangan, orang tua pun punya pertimbangan. Orang tua mencintai kita sekian belas atau sekian puluh tahun. Kita lalu mencintai orang lain dan mengorbankan kecintaan orang tua. Andai kita ingat susahnya orang tua mengandung kita, melahirkan kita, membesarkan kita, merawat dan mengasuh kita. Adakah yang lebih berhak kita cintai selain Allah, rasul-Nya dan orang tua kita.”

Semoga dari alenia pertama tidak ada yang kesindir yak :) Lanjut alenia dua yang isinya merupakan inti dari judul di atas. Buat yang udah kesindir di alenia pertama, di alenia kedua pasti ini udah ketampar banget.. hehehe..

“Saya tidak begitu mengerti tentang cinta. Tapi saya kira bukanlah cinta namanya bila ada yang terluka. Benar kita mencintai pasangan kita, tapi kita buat orang tua kita terluka, sama saja kita belum paham artinya cinta. Selalu ada jalan. Orang tua biasanya adalah orang tua. Orang tua itu biasanya memerlukan penghormatan yang tiada lazim ia sebut. Orang tua itu biasanya memerlukan balas budi yang tiada lazim terkatakan. Kita hanya butuh pendekatan yang berproses. Biasanya begitu. Lagi pula, kita punya Allah yang Maha Membolak-balikkan hati dan keadaan. Sekarang orang tua tidak memberikan restunya, mungkin kelak mereka akan memberikan restunya. Sekarang kita belum paham mengapa kita dilarangnya, besok kita akan paham mengapa dulu mereka melarang”

Alenia kedua lumayan nyes kan kata-katanya :) Ini alenia ketiga cuma satu kalimat tapi maknanya dalem banget :)

“Poinnya,bukan siapa yang menang siapa yang kalah, tapi siap yang lebih mencintai orang tuanya”

Tuh kan, beneran dalem maknanya :) Nah, alenia selanjutnya adalah penutup sekaligus nasihat bijak untuk kita para anak :)

“ Saya meminta  maaf kepada mereka yang kebetulan disinggung atau tersinggung sebab kesamaan contoh. Tapi saya percaya, hubungan orang tua dengan anak adalah tetap hubungan yang abadi. Keabadian ini bisa tidak rusak bila kita yang mengalah. Jangan meminta orang tua yang mengalah. Maaf “

Tuh, alenia terakhir itu udah bisa dipahami kan ya? Semoga review yang sedikit ini memberikan hikmah bagi kita semua :) AAMIIN :) Kata-kata pamungkas dari saya :

“Ridha Allah, ada di keridhaannya orang tua. Kebencian Allah, ada dikebenciannya orang tua”



0 komentar:

Posting Komentar