Kamis, 30 Januari 2014

Edit

Mengapa ada yang tidak shalat tapi tetap jaya, sedang mengapa ada yang shalat tapi tidak kunjung jaya??


Judul di atas adalah sub bab dari buku Temukan Penyebabnya Temukan Jawabannya. Saya tertarik untuk menulis kembali buku agar dapat berbagi ilmu pada yang lainnya. Dalam buku tersebut, Ustadz YM bilang kalau judul di atas adalah pertanyaan orang-orang yang cengeng. Beliau berujar “Latihlah diri untuk senantiasa beribadah dengan tujuan keridhaan Allah”. Dibuku ini ustadz memberikan 3 jawaban yang menurut saya sangat bijak. Yuk. Check this out!
Jawaban yang pertama adalah shalat jangan diukur dari hasil materi. Shalat bukan untuk kejayaan dan bukan shalat yang menjadikan kita kaya serta sejahtera. Yang menjadikan kita kaya dan sejahtera adalah kemauan, bekerja keras, bekerja cerdas dan berusaha. Shalat sebenarnya menjadikan kekayaan, keberhasilan dan kesuksesan yang diraih menjadi berkah. Enak dinikmati hasilnya. Karena kita ketahui, bahwa banyak kekayaan yang tidak mendatangkan keberkahan kepada pemiliknya. Karena banyak juga kesuksesan yang tidak mendatangkan kenikmatan buat penggenggamnya.
            Jawaban yang kedua, kalau seseorang jaya , sedang ia tidak shalat, maka ia bisa lebih jaya kalau ia shalat. Kalau seseorang susah, sedang ia shalat, maka ia tambah susah kalau tidak shalat.
            Jawaban yang ketiga ialah koreksi diri, jujur diri dan perbaiki diri. Koreksi kenapa sampai begitu. Kenapa kok sudah shalat tetep miskin. Bisa jadi, kita memang shalat, tapi kita tetep rajin bermaksiat. Bisa jadi kita shalat tapi kita malas berusaha. Berharap rezeki turun dari langit, blek, gitu aja. Bisa jadi kita shalat, tapi sajadah kita, rumah kita, dibangun lewat barang yang haram. Bisa jadi pula, kita memang shalat, tapi disaku kita terdapat isim, dirumah kita terdapat jimat, ya percuma shalatnya. Tidak di terima.
            Demikianlah jawaban yang menurut saya cukup memuaskan dan cukup menyentil kita. Kalau orang lain jaya, justru apa yang kita irikan. Seharusnya kita intip rahasia kecil kesuksesannya. Tapi Demi Allah, tidak ada kebahagiaan orang yang kaya tapi tidak shalat. Apalagi kekayaan itu dia dapat dari cara memiskinkan orang lain. Dan Demi Allah juga, tidak semua orang kaya adalah orang yang senang. Itu mah penglihatan kita saja. Kita tidak tahu, banyak yang rumahnya luas, banyak yang rumahnya megah, tapi rumah itu menjadi lautan air mata tak bahagia. Banyak yang memiliki uang banyak, tapi pada akhirnya uang tersebut menjadi malapetaka untuk dirinya dan keluarganya.
            Jadi, dalam kehidupan ini jangan melihat kaya dan miskinnya, tapi lihatlah keberkahannya. Kaya tidak berkah adalah jauh menderita daripada hidup sederhana dengan penuh ketenangan. Sekarang tidak usah lagi bertanya tentang pertanyaan cengeng tersebut. Malah kita harus membuktikan bahwa kita bisa kaya, bisa pula tenang serta berkah dengan shalat. Serta menjadikan kekayaan itu juga berkah untuk orang banyak. Mudah-mudahan kita dan keluarga kita diberi Allah kekuatan untuk memelihara shalat. Aamiin :)


            Demikianlah hasil review sedikit sub bab yang ada di buku tersebut. Semoga memberikan hikmah untuk kita semua. Tidak ada niat saya untuk menggurui, mari kita belajar sama-sama. Saya juga masih dalam proses belajar kok :) Semoga kita mendapatkan bimbingan dari Allah ta’ala.. Aamiin :)


Selasa, 21 Januari 2014

Edit

BUKANLAH CINTA BILA ADA YANG TERLUKA.....

Dari judulnya udah keliatan banget kerennya :) Tapi siapa sangka yang dibahas akan jauh dari perkiraan kita :)

Dari bukunya pak ustadz idola saya :) Ustadz Yusuf Mansur yang berjudul ‘’TEMUKAN PENYEBABNYA TEMUKAN JAWABANNYA’’  yang saya pinjam dari teman yang menginspirasi saya selama 2 semester terakhir ini :)

Semoga apa yang saya tulis hasil dari review bagian kecil dari buku tersebut dapat memberikan pelajaran bagi kita semua :) Check it out!
Bismillahirrohmannirrohim :)

Di awal subbab ini ada satu  kalimat yang cukup menyentil kita “ Pernah berfikir, bagaimana kalau orang tua kita sakit dan menangis lantaran kita?? “

Lalu pada alenia pertama berisi sebagian besar yang mungkin pernah kita alami. Kalau saya Alhamdulillah belum pernah dan semoga saja tidak pernah :)

“Ketika kita utarakan kecintaan kita sama si dia, lalu tidak dapat restu orang tua, kita merasa terpukul. Lalu kemudian kita lari dari mereka dan menempuh hidup sendiri. Salahkan bila mereka kecewa? Kita punya pertimbangan, orang tua pun punya pertimbangan. Orang tua mencintai kita sekian belas atau sekian puluh tahun. Kita lalu mencintai orang lain dan mengorbankan kecintaan orang tua. Andai kita ingat susahnya orang tua mengandung kita, melahirkan kita, membesarkan kita, merawat dan mengasuh kita. Adakah yang lebih berhak kita cintai selain Allah, rasul-Nya dan orang tua kita.”

Semoga dari alenia pertama tidak ada yang kesindir yak :) Lanjut alenia dua yang isinya merupakan inti dari judul di atas. Buat yang udah kesindir di alenia pertama, di alenia kedua pasti ini udah ketampar banget.. hehehe..

“Saya tidak begitu mengerti tentang cinta. Tapi saya kira bukanlah cinta namanya bila ada yang terluka. Benar kita mencintai pasangan kita, tapi kita buat orang tua kita terluka, sama saja kita belum paham artinya cinta. Selalu ada jalan. Orang tua biasanya adalah orang tua. Orang tua itu biasanya memerlukan penghormatan yang tiada lazim ia sebut. Orang tua itu biasanya memerlukan balas budi yang tiada lazim terkatakan. Kita hanya butuh pendekatan yang berproses. Biasanya begitu. Lagi pula, kita punya Allah yang Maha Membolak-balikkan hati dan keadaan. Sekarang orang tua tidak memberikan restunya, mungkin kelak mereka akan memberikan restunya. Sekarang kita belum paham mengapa kita dilarangnya, besok kita akan paham mengapa dulu mereka melarang”

Alenia kedua lumayan nyes kan kata-katanya :) Ini alenia ketiga cuma satu kalimat tapi maknanya dalem banget :)

“Poinnya,bukan siapa yang menang siapa yang kalah, tapi siap yang lebih mencintai orang tuanya”

Tuh kan, beneran dalem maknanya :) Nah, alenia selanjutnya adalah penutup sekaligus nasihat bijak untuk kita para anak :)

“ Saya meminta  maaf kepada mereka yang kebetulan disinggung atau tersinggung sebab kesamaan contoh. Tapi saya percaya, hubungan orang tua dengan anak adalah tetap hubungan yang abadi. Keabadian ini bisa tidak rusak bila kita yang mengalah. Jangan meminta orang tua yang mengalah. Maaf “

Tuh, alenia terakhir itu udah bisa dipahami kan ya? Semoga review yang sedikit ini memberikan hikmah bagi kita semua :) AAMIIN :) Kata-kata pamungkas dari saya :

“Ridha Allah, ada di keridhaannya orang tua. Kebencian Allah, ada dikebenciannya orang tua”



Edit

SURAT CINTA UNTUK CALON IMAMKU DI MASA DEPAN :)

Wahai calon imamku di masa depan,
Apa kabar imanmu hari ini?
Apa kabar semangatmu hari ini?
Apa kabar mimpi dan cita-citamu hari ini?
Apa kabar pula hatimu hati ini?
Aku berharap kamu disana sedang baik-baik saja, sedang menjalani proses kehidupan agar kamu nantinya jadi imam yang bertanggung-jawab pada ALLAH di keluarga kecil kita kelak 
Wahai calon suamiku di masa depan, kamu sekarang sedang di mana? Kamu kuliah di mana? Jurusan apa? Apa kamu bahagia sekarang? Aku selalu berharap kamu tumbuh menjadi seorang laki-laki yang mempunyai iman pada Allah setegak gunung dan sekeras batu karang :)
Aku sering membayangkan bagaimana kamu mas. Aku membayangkan wajahmu selalu bercahaya karena imanmu pada Allah, wajahmu kian teduh dan menenangkan hati :) Kamu orang yang sabar, kalem tapi tegas J Selalu membimbing aku menuju jalan yang Allah ridhoi :) Kamu tidak banyak bicara, tapi langsung act dan membuktikannya :)
Ah..benar-benar seorang calon suami yang aku dambakan.
Mulai sekarang aku akan memantaskan diriku agar bisa mendapatkanmu. Mendapatkan imam yang bertanggung jawab pada Allah dan keluarganya kelak. Aku pasti bisa mendapatkanmu mas :)
Wahai jodohku, berdoalah selalu semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu, bersama-sama menari dengan senyum dan tawa lepas merayakan perjuangan kita atas rahmatNya :). Tentu saja aku akan melakukan hal yang sama dalam diamku.
Wahai calon imamku di masa depan, cukup lakukan yang terbaik karena Dia dan jangan lupa bahwa selalu ada campur tanganNya di setiap hembusan nafas dan langkah kita :)
Aku akan setia menunggumu mas :)
Menunggu waktu yang tepat sampai Allah mempertemukan kita :)
Menunggu waktu yang tepat kamu untuk meminangku dan berjanji pada Allah bahwa kamu akan bertanggung jawab atas aku, istrimu kelak. :)
Kamu jaga imanmu selalu ya :)


Aku disini juga selalu menjaganya :)