Mau sedikit cerita nih, kenapa aku milih jurusan kimia. Awalnya sih sepele, cuma ingin membuktikan pada guru kimiaku waktu di SMAN 2 PARE kalau aku bisa kimia...Alasannya sungguh ndak rasional kan? Cenderung kekanak-kanakan pula. Kalau ndak mbonek bukan dika namanya :) hahahaha :*
Langsung to the point aja deh ya...
Waktu kelas 12, guru kimiaku terbilang guru yang paling disegani karena ketegasannya dalam mengajar kimia. Kalau seumpama beliau nunjuk anak-anak maju ke depan untuk mengerjakan soal dan si anak ndak dapat mengerjakan soal tersebut sudah pasti akan dikeluarkan dari kelas. Dan konsekuensinya, pertemuan selanjutnya si anak tersebut harus bisa mengerjakan soal itu kembali. Kan nggak enak juga ya jika dikeluarin dari kelas gara-gara ndak bisa ngerjain soal kimia. Selain itu juga malu sih, dilihatin teman sekelas. Ketauan banget kalau malamnya ndak belajar. hahahahaha :P
Waktu itu kebetulan bulan puasa, nah materi pelajarannya tentang reaksi redoks. Aku sih malamnya udah belajar 'nggetu' banget. Niatnya sih pengen ditunjuk sama ibu tersebut dan bisa ngerjain dengan lancar. Tapi ternyata tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan dan aku bayangkan. Memang manusia cuma bisa merencanakan, tetap aja Yang Maha Kuasa yang menentukan.hehehehe #nyengir
Ternyata materinya tentang elektrolisis, malamnya aku tidak belajar materi tersebut. Karena hanya berkonsentrasi pada materi sel volta. Dan ternyata aku kena tunjuk juga setelah setengah semester selalu berharap ndak ditunjuk #mayak koen dik :P
Astaga, aku belum ngeh sama materi ini. Karena saking gugupnya sampe spidol yang aku pegang geter dan alhasil tulisan di white boardnya gak karu-karuan. Ketahuan banget lagi nervous. Sumpah, waktu itu aku keringetan dingin, kudu pipis pula..Ah, 'asem' lah kondisi saat itu. Malu banget ndak bisa ngerjain soal itu, padahal hanya nyari biloksnya dengan metode setengah sel. Hampir setengah jam aku berdiri di depan tanpa hasil. Gurunya udah mulai mengeluarkan clue untuk jawaban itu, tapi aku tetep juga gak ngeh karena saking gugupnya. Takut kalau disuruh keluar :( Ah sial..soal mudah gini aja ndak bisa, 'ngisin ngisin i'
Tapi memang bulan ramadhan bulan yang penuh berkah, ibunya nyuruh aku kembali ke tempat duduk. Anak-anak dalam kelas pada melongo ndak percaya gitu. Tumben-tumbenan lah ibu ini berbaik hati melepaskan siswa yang ndak bisa ngerjain soal kimia. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa duduk lagi, dan hasrat pipis pun juga sudah sirna. hahahaha :)
Sejak saat itu, aku punya target harus bisa masuk jurusan yang ada hubungannya dengan kimia. Entah itu pendidikan kimia, kimia murni atau teknik kimia. Sampai sampai aku punya targetan nilai agar UNAS dapat nilai untuk kimia 10. Tapi apadaya, hasil UNAS haya dapat 9,50 :)
Sangat bersyukur dengan apa yang akau dapatkan karena "dendam" untuk membuktikan pada ibunya kalau aku bisa kimia. Ini lo bu, dika udah nyoba blajar kimia, mencintai kimia :) #senyum pamer
Karena pas pmdk undangan aku ditolak jurusan pendidikan kimia sama Universitas Negeri Malang, maka aku banting stir pindah pengen ngotot ke jurusan pendidikan fisika saat SNMPTN Tulis 2010. Ndak tahu alasannya kenapa.. Mungkin sehabis ditolak itu takut ditolak lagi, jadi nyari passing grade nya yang dibawah kimia. Bener saja, aku lolos SNMPTN Tulis 2010 jurusan pendidikan fisika Universitas Negeri Malang. Kabar tersebut merupakan kabar suka sekaligus duka. Fisika ya ? Yakin fisika? Ndak nyesel? Sudah mantap? Semua pertanyaan galau itu berputaran di otakku. Setelah sholat Istikharah, aku memutuskan untuk tidak mengambil rejeki itu. Aku melepaskan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang dengan berbagai pertimbangan. Aku membayangkan rumitnya rumus-rumus fisika. Apa kabar rambutku setelah 1 tahun di fisika? Apa ndak botak? Apa aku kuat? Selain itu melihat nilai rapor dari kelas 10 sampai kelas 12, nilai fisika tidak jauh dari angka 7. Tuh kan, awalnya sok-sok an bisa fisika. Tapi akhirnya nyerah juga kan?
Aku mengalah untuk " nganggur" setahun, mempersiapkan diri ikut SNMPTN Tulis 2011. Awalnya galau milih mau dimana. Pokoknya jangan di Malang lagi lah. Sudah sering ditolak sama UM. Mungkin rejekimu bukan di Malang. Trus mau dimana? Surabaya? Kan panas? Surabaya kan banyak PTN nya? Mau ngambil dimana ya? Di Unesa, ITS atau Unair? Galau lagi kan? hahahaha
Waktu itu aku menghubungi guru BK SMA. Orangnya menyarankan agar aku pilih di unair saja. Unair hanya membuka jalur SNMPTN Tulis dan Mandiri saja, tanpa PMDK undangan. Maka aku memilih UNAIR. Selain persentase SNMPTN Tulis yang 60% juga pengen nyoba gimana sih rasanya di Surabaya yang terkenal panas? Pengen tau gimana sih rasanya kuliah di Unair? Gima na dengan jurusan kimia? Gak pengen nyoba jurusan kimia lagi?
Setelah melalui perjuangan yang begitu berat, akhirnya aku lolos lagi SNMPN Tulis 2011 di jurusan Kimia Universitas Airlangga. Sujud syukurlah pokoknya :) Alhamdulillah banget wes :) Setelah tahu gimana itu Kimia Unair aku jadi bangga, ndak ngrasa salah jurusan. Ya inilah aku, aku ngrasa stay comfort di sini. Banyak belajar menjadi lebih mandiri di Surabaya. Harus tahan panasnya, tahan polusinya, tahan dengan segala cobaan yang ada di Surabaya.
Sekarang ndak ngrasa sudah semester 5 yak..cepat banget :) Ndak nyangka bisa kuliah di sini, bertemu dengan sahabat sahabat yang hebat :) Ndak nyangka bisa "masuk" lebih dalam di kimia karena "dendam" pada diri sendiri yang ndak bisa ngerjain soal redoks waktu SMA.
Semoga apa yang aku lakukan sekarang ini, bermanfaat untuk kedua orang tuaku dan orang-orang yang menyayangiku. Lulus tepat waktu dengan IPK cumlaud. Amiin :)